TRIBUNNEWS.COM – Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bereaksi terhadap rencana Anies Baswedan membentuk partai politik baru (parpol).
Pramono mengaku sudah mengenal mantan Gubernur Jakarta itu sejak lama dan menyambut baik keputusan Anies membentuk partai baru.
Pramono mengatakan, keputusan Anies meluncurkan partai tersebut merupakan keputusan yang sangat positif.
“Saya kenal Mas Anis sudah lama. Lalu (kalau Anis) memutuskan membuat partai baru, itu hal yang sangat positif,” kata Pramono, Sabtu (2024), seperti dilansir Kompas.com, 31 Agustus 2018).
Lebih lanjut, Seskab menegaskan, setiap warga negara berhak membentuk partai politik baru.
Apalagi Indonesia sendiri merupakan negara dengan sistem demokrasi.
Oleh karena itu, menurutnya, jika Anis ingin membentuk parpol baru, semua pihak harus menghormati dan tidak bisa melarang.
Pramono pun mendoakan agar proses pembentukan parpol Anies berjalan lancar.
Oleh karena itu, pada tahun 2029, partai besutan Anis ini bisa bersaing dengan Partai Demokrat dan partai lainnya pada Pilpres mendatang.
“Saya berharap pada tahun 2029 semua sudah mempunyai bekal dan mampu berjuang di tahun 2029. Perjuangan melawan PDI Perjuangan atau partai lain,” kata Pramono.
Saat ditanya alasan Anies mundur dari PDI-Perjuangan, Pramono menjawab singkat.
Pramono hanya menjawab tidak tahu alasan Anies tak mau bergabung dengan PDIP.
Meski demikian, Pramono jelas akan tetap mendukung Anies jika ingin membentuk partai baru.
“Iya, saya tidak tahu (mengapa Anies tidak bergabung dengan PDI-Perjuangan).”
“Yang pasti, kalau membentuk partai baru, dengan senang hati datang dan (saya) berdoa,” jelas Pramono. Makalah Anis tentang pendirian partai politik
Sebelumnya, Anies Baswedan mengaku mendapat banyak tawaran untuk membuat partai politik baru setelah mundur dari pencalonan pada Pilkada 2024.
Hal ini setelah dia menyebut partai politik menjadi sandera pemerintah sehingga belum memutuskan bergabung.
“Nah, kalau ikut partai, yang jadi pertanyaan partai mana yang saat ini tidak tersandera kekuasaan, apalagi akses, pencalonannya sendiri yang beresiko, jadi pengusulnya ada risikonya, jadi itu kenyataannya,” ujarnya. dalam keterangannya yang dirilis melalui video, Jumat (30/8/2024).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyebut banyak usulan yang mendesak dirinya membentuk partai politik.
Sementara itu, Anies Baswedan tak menampik perlunya pembentukan partai politik atau organisasi kemasyarakatan (ormas) baru.
“Kalau kita ingin menggalang seluruh semangat perubahan, haruskah kita membentuk partai politik baru? Sekarang, karena sudah semakin besar, menjadi kekuatan yang dibutuhkan sebuah gerakan untuk membangun ormas atau mendirikan partai politik baru, mungkin. Itu jalan yang akan kami ambil,” katanya.
Untuk itu, Anis mengatakan, hanya jika Indonesia mempunyai semangat yang besar untuk memulihkan demokrasi, kemungkinan pembentukan partai politik baru akan terwujud.
“Kita akan menatap masa depan bersama-sama dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita dapat mengambil langkah-langkah konkrit untuk menyelaraskan dengan gerakan yang sedang berkembang dan mengharapkan demokrasi egaliter yang lebih sehat dan politik yang lebih sehat yang mengutamakan kebijakan dan gagasan,” ujarnya.
Seperti diketahui, nama Anies Baswedan kerap terdengar dan diperkirakan akan maju pada Pilkada 2024.
Pertama, Anis dikabarkan akan ikut serta dalam Pilgub Jakarta yang diwakili Rano Kano dan didukung PDI Perjuangan, sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang menetapkan ambang batas. pemilihan kepala daerah Diperlukan pencalonan.
Namun hal tersebut tidak terwujud dan PDI Perjuangan akhirnya memilih Pramono Anung untuk mengabdi di Bacaguba Jakarta.
Nantinya, nama Anies kembali terdengar dan ia akan dicalonkan untuk ikut serta dalam Pilgub Jabar oleh PDI Perjuangan.
Namun Anis memilih tak menerima tawaran tersebut karena masyarakat Jabar tak punya keinginan agar dirinya menjadi pemimpin Jabar.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Igman Ibrahim) (Kompas.com/Shela Octavia)
Baca berita lainnya terkait Pilkada Paralel 2024.