TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di hadapan Sophia University Tokyo, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku saat ini masih menganggur.
Bahkan Anies, di hadapan 200 mahasiswanya, siap bekerja jika diberi pekerjaan.
“Saya saat ini belum punya pekerjaan karena tidak ada orang yang bisa diajak bekerja. Kalau ada yang mau mempekerjakan saya, silakan,” kata Anies, Jumat (20/9/2024) sore.
Anies menegaskan, dirinya belum berencana mengajar di perguruan tinggi.
“Masa depan saya bisa kuliah di mana-mana. Kalau ada yang mau mengundang saya, boleh saja, tapi saya tidak akan kembali mengajar di universitas,” ujarnya.
Namun Anies Baswedan diketahui sudah sukses berkarir sejak lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Berikut perjalanan karir Anies mulai dari masa studi sarjana hingga akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kemudian calon Presiden Republik Indonesia yang dirangkum Tribunnews.com dari gramedia.com:
1. Peneliti Pusat Ekonomi Antar Universitas Universitas Gadjah Mada
Setelah menyelesaikan program sarjananya, Anies mendapat pekerjaan sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Kajian Ekonomi Universitas UGM.
2. Manajer Riset IPC, Inc. Chicago
Setelah menyelesaikan studi doktoralnya pada tahun 2004, Anies bekerja sebagai manajer pabrik di IPC, Inc. Chicago yang merupakan aliansi perusahaan elektronik di seluruh dunia. Anies mengambil pekerjaan itu karena tidak sanggup kembali ke Indonesia.
3. Kerjasama dalam Reformasi Tata Kelola
Anies tergabung dalam Partnership for Administration Reform, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada reformasi birokrasi di berbagai daerah di Indonesia dengan menekankan kerja sama antara pemerintah dan sektor sipil.
4. Direktur Penelitian Institut Indonesia Pusat
Anies adalah direktur penelitian Institut Indonesia, sebuah lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh para aktivis dan cendekiawan muda yang dinamis.
5. Rektor Universitas Paramadina
Anies dilantik sebagai Rektor Universitas Paramadina pada 15 Mei 2007. Saat itu, Anies baru berusia 38 tahun dan Anies merupakan rektor termuda di Indonesia. Sebagai rektor, Anies punya strategi, yakni meraih Paramadina Fellowship atau beasiswa paramadina.
Beasiswa ini mencakup biaya sekolah, buku, dan biaya hidup.
Paramadina Fellowship adalah contoh nyata idealisme dalam bahasa bisnis. Untuk itu, Anies mengadopsi konsep penamaan mahasiswa pascasarjana seperti yang banyak dilakukan universitas di Amerika Utara dan Eropa.
6. Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
Anies dikenal sebagai pendiri Indonesia Mengajar. Gerakan ini merupakan generasi muda yang bekerja sebagai guru muda di sekolah dasar dan sekolah umum selama setahun.
Ide ini muncul saat Anies masih menjadi mahasiswa di UGM. Pada tahun 1950, Bpk. Koes memulai program yang diberi nama Penggerakan Tenaga Mahasiswa (PTM), program ini untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Pulau Jawa. PTM ini sebenarnya mendirikan SMA baru dan pertama di kota kabupaten tersebut.
Setelah lulus dari UGM, Anies mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat. Belajar dan bekerja di luar negeri, Anies menyadari anak Indonesia membutuhkan keterampilan tingkat lanjut untuk bersaing di kancah internasional.
Anak-anak Indonesia juga harus mempunyai pemahaman yang cukup. Seluruh proses yang dilakukannya perlahan-lahan melahirkan ide bagus, yaitu Ikatan Guru Indonesia. Anies Baswedan berbicara di hadapan mahasiswa Tokyo Sophia University, Jumat (20/9/2024) malam (Tribunnews.com/Ricard Susilo)
7. Pendiri melakukan intervensi
Anies Baswedan mendirikan Kilusang Turun Tangan pada Agustus 2013. Gerakan ini mengajak semua orang untuk turut serta memenuhi janji kemerdekaan dan mengajak semua orang ikut serta dalam penyelenggaraan negara ini dengan mendorong tata kelola pemerintahan. Gerakan ini menarik lebih dari 35.000 sukarelawan.
Kilusang Turun Tangan bergerak dalam kegiatan politik, dimana gerakan ini mendorong generasi muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik. Gerakan ini didukung oleh platform online pertama yang berbasis pada gerakan sukarela.
Platform ini berfungsi membantu relawan mencari, merekrut, dan memobilisasi relawan ke berbagai lokasi di seluruh Indonesia berdasarkan keahlian mereka. Sistem ini digunakan melalui email dan SMS untuk mengundang relawan dari berbagai lokasi.
Gerakan ini juga menjadi insentif untuk melaksanakan kampanye dengan baik tanpa ada kampanye hitam. Misalnya saja yang dilakukan Turun Tangan di wilayah Bandung yang mengundang calon presiden dan wakil presiden untuk berkampanye gencar pada Pilpres 2014.
8. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Anies Baswedan dikuasakan oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada kabinetnya pada 27 Oktober 2014.
Anies meyakini pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia. Oleh karena itu, Anies menilai peningkatan mutu pendidikan akan terjadi melalui peningkatan kualitas guru.
9. Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022 Anies Baswedan Saat Muda
Pada tahun 1989 Anies masuk universitas dan diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Anies terus berkarya di organisasi dengan bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu Dewan Penyelamat Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Gadjah Mada.
Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan membantu pembentukan kembali Senat Mahasiswa setelah dilarang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anies membentuk Dewan Mahasiswa Pusat atau BEM sebagai lembaga eksekutif dan mengangkat senat sebagai lembaga legislatif yang disetujui parlemen pada tahun 1993.
Masa jabatan Anies mengawali gerakan penelitian akar rumput, sebagai respons terhadap terungkapnya kasus Badan Perdagangan dan Pendukung Semanggi yang melibatkan putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.
Anies juga memulai protes terhadap penerapan Sistem Dana Sosial dengan hadiah pada bulan November 1993 di kota Yogyakarta dan menerima beasiswa dari Japan Airlines Foundation untuk mengikuti program kuliah musim panas di Universitas Sophia Tokyo dalam bidang studi Asia pada tahun 1993.
Beasiswa ini didapat setelah Anies menjuarai lomba penulisan tema lingkungan hidup.