Wartawan Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Karantina Indonesia melaporkan penemuan anggur bersoda muscat yang diduga mengandung pestisida di Thailand.
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean meninjau pos pemeriksaan karantina (TPK) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Selasa (29/10/2024).
“Kami memastikan setiap komoditas yang masuk ke pelabuhan menjalani pemeriksaan ketat dan memenuhi syarat karantina tumbuhan, termasuk standar keamanan pangan yang diatur dalam UU tahun 2008. 21 Tahun 2019 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan,” kata Sahat dalam siaran pers yang diterima, Rabu (30/10/2024).
Tegasnya, pemantauan keamanan produk pangan segar asal nabati terkait dengan impor komoditas tersebut dilakukan melalui sistem karantina terpadu yaitu Advance Notice.
Melalui sistem ini, dokumen terkait barang diperoleh sebelum barang sampai di pelabuhan.
“Ini bagian dari sistem lintas batas yang terus kami tingkatkan,” kata Sahat.
Sahat mengatakan, setiap pelaku usaha di negara asal wajib mengirimkan dokumen pendukung yang menyatakan komoditas tersebut aman dan memenuhi aspek perlindungan biosekuriti.
Selain sistem notifikasi terlebih dahulu, setiap komoditas yang masuk akan menjalani pemeriksaan ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar karantina dan keamanan pangan.
“Prosedur ini tidak hanya menjamin keamanan pangan, tetapi juga meminimalkan risiko masuknya OTPK yang dapat mempengaruhi kelestarian tanaman lokal dan keseimbangan ekosistem,” kata Sahat, anggur Shine muscat yang diimpor dari China/Negara)
Sesuai dengan semboyan tersebut, komoditas tanaman yang masuk telah melalui proses Analisis Risiko Organisme Hama Tanaman (AROPT) untuk menentukan manajemen risiko yang tepat guna mencegah masuknya OPT yang mungkin masuk ke dalam komoditas tersebut.
Selain itu juga dilakukan pengkajian risiko terhadap aspek keamanan pangan dan hasilnya juga diimplementasikan dalam bentuk pemantauan keamanan produk pangan segar nabati melalui mekanisme pengakuan/pengakuan keamanan pangan. asal. sistem dan registrasi laboratorium penguji keamanan pangan di negara asal.
“Dengan pengendalian yang ketat ini, kami akan memastikan setiap komoditas yang masuk ke Indonesia aman untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan ekosistem hayati di sana,” ujarnya.