Anggota Komisi IV Khawatir Pemerintah Tidak Berpihak Pada Petani di Program Makan Bergizi Gratis

Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI dari kelompok PKS, drh. Slamet menilai program makan gratis ini memberikan dampak positif bagi pelajar di Indonesia.

Namun memiliki catatan dana APBN 2025 sebesar Rp71 triliun yang akan digunakan pemerintahan penerus.

“Ketika anggaran pemerintah rendah atau terbatas, mengalokasikan dana untuk program pangan bergizi gratis bisa menjadi tantangan,” kata Slamet kepada Tribun, Selasa (25/6/2025).

Menurutnya, Pemerintah harus mengalokasikan sumber daya keuangan yang cukup untuk memastikan program tersebut berjalan lancar dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, presiden terpilih harus berani memangkas program-program pemerintah sebelumnya yang tidak menjadi prioritas.

Misalnya program yang tidak berhubungan langsung dengan kepentingan umum atau dibebani APBN.

Slamet berpendapat, program ini memerlukan keluarnya modal baru, yang sebenarnya tidak menjadi masalah jika menggunakan program yang berkaitan langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan produktivitas.

“Kecuali fisik, yang pasti didukung hanya proyek mercusuar,” jelasnya.

Slamet juga menyoroti keamanan pangan.

Dengan program ini seharusnya daya serap petani lokal bisa luar biasa.

Meski demikian, ia mengaku masih ragu untuk membeli produk hasil pertanian.

“Karena pengalaman sebelumnya, pemerintah ingin menghibur diri, saya khawatir kebutuhan pangan dipenuhi impor Marron dan pemerintah tidak peduli dengan petani kita,” jelasnya.

Jadi pemerintah harus serius berpihak pada petani.

Penggiat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) daerah pemilihan Jawa Barat IV berharap program pangan gratis ini bukan sekedar omong kosong belaka.

“Jangan sampai kepentingan finansial yang mendorong program ini,” tutupnya.

Rp 71T

Seperti diketahui, program pangan bergizi gratis yang menjadi pilar Presiden terpilih Prabowo Subianto akan menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Nilai yang disepakati pemerintahan kabinet Indonesia maju dengan pemerintahan selanjutnya adalah Rp71 triliun.

Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati memastikan anggaran sebesar itu masuk dalam kategori mata uang dalam rancangan APBN atau RAPBN 2025.

“Kami masuk ke dalam Mudra APBN dan presiden terpilih menyetujuinya, yakni dimulai secara bertahap dengan anggaran awal Rp 71 triliun,” tegas Pak Mulyani di Kantor Direktorat Jenderal Kementerian Keuangan dan Pajak. Jakarta, Senin (24/6/2024).

Mantan Direktur Bank Dunia ini mengatakan penggunaan anggaran Program Pangan Bergizi Gratis atau MBG akan digarap secara detail oleh tim Prabowo-Gibran.

Menurut dia, kisaran defisit dan rasio utang juga akan dijamin sesuai batas aman undang-undang keuangan negara.

“APBN kita kelola dengan hati-hati dan tetap terjaga kesinambungan dan kesehatannya karena merupakan instrumen penting bagi pemerintahan saat ini atau di masa depan dan komunikasi kita baik untuk komitmen pengelolaan fiskal yang prudent,” kata Pak Mulyani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *