Anggota DPR Minta Pansel Selektif Pilih Capim KPK 

Laporan reporter Tribunnews.com Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Santoso meminta panitia seleksi (Pansel) calon pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selektif dalam memilih pemimpin. lembaga anti korupsi tersebut.

Hal ini menanggapi pernyataan Ketua KPK Sementara, Nawawi Pomolango yang menyatakan tak akan didaftarkan sebagai Capim maupun Dewan Pengawas (Dewas) KPK karena banyak permasalahan di lembaga tersebut.

Pernyataan ini memberikan sinyal kepada Majelis KPK untuk lebih selektif dalam memilih calon pimpinan KPK yang akan diajukan ke Komisi III untuk ditinjau secara baik dan benar siapa yang terpilih dan layak menjadi pimpinan KPK periode berikutnya. Santoso kepada Tribunnews.com, Senin (15/7/2024).

Santoso mengatakan, pernyataan Nawawi merupakan cambuk agar komisioner KPK yang akan terpilih nanti bisa bekerja lebih baik.

Pernyataan Pak Nawawi Pomolango selaku Ketua KPK yang akan segera berakhir masa jabatannya, yang menyatakan tidak akan diangkat kembali menjadi Komisioner KPK karena banyaknya permasalahan di Komisi Pemberantasan Korupsi, merupakan cambuk bagi KPK. Komisioner Pemberantasan Korupsi yang akan datang menjadi lebih baik lagi,’ ujarnya.

Ia mengatakan, selalu ada permasalahan internal di seluruh lembaga negara, khususnya Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) yang memerlukan evaluasi dan pengawasan publik karena mempunyai tugas yang sangat berat dalam pemberantasan korupsi. 

“Masih ada masyarakat yang masih berpikiran negatif untuk menangkap pelaku korupsi karena tebang pilih dan alasan lainnya, apalagi tidak menangkap pelaku korupsi,” kata Santoso.

Selain itu, kata Santoso, Ketua KPK Firli Bahuri saat ini diduga melakukan pemerasan kepada pelaku korupsi. 

Opini yang dibangun di masyarakat terhadap kinerja KPK tentunya juga akan memberikan pengaruh internal terhadap KPK, baik pimpinan KPK maupun pegawai KPK, ujarnya.

Dia mengatakan, masyarakat berharap pimpinan KPK tidak hanya berintegritas, tapi juga mengakhiri hidupnya sendiri yakni tidak terpengaruh posisinya untuk mencari keuntungan dan kepentingan pribadi, keluarga, dan lingkungan. 

Pintu menemukan pimpinan KPK yang berintegritas dan tuntas kepentingan hidupnya terletak pada panitia seleksi pimpinan KPK yang telah mendapat surat tugas dari Presiden Jokowi, kata Santoso.

Sementara Nawawi belum berminat mengganti namanya menjadi Kapim KPK 2024-2029. 

“Saya sudah tidak terdaftar lagi,” kata Nawawi kepada Tribunnews.com, Senin.

Alasan Nawawi tak mendaftar karena merasa terlalu banyak persoalan di KPK saat itu.

Namun, dia tidak merinci masalah yang dimaksud.

“Terlalu banyak permasalahan di lembaga ini, dan ini bukan hanya soal kepemimpinan,” kata Nawawi.

Sikap Nawawi berbeda dengan dua pimpinan KPK lainnya yakni Nurul Ghufron dan Johanis Tanak.

Di mana, kedua Wakil Ketua KPK tersebut menyatakan kembali mencalonkan diri sebagai Pimpinan KPK periode 2024-2029.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *