Anggaran Terbatas, Pemerintah Akan Libatkan Swasta Dalam Proyek Giant Sea Wall

 

Wartawan Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana melibatkan pihak swasta dalam proyek tembok laut besar-besaran tersebut.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dodi Hangudo, proyek tersebut merupakan salah satu program besar Presiden Prabowo Subianto.

“Khususnya di Jakarta, karena penurunan permukaan tanah di Jakarta sangat mengkhawatirkan,” ujarnya saat rapat dengan Komite V DPR RI di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Kementerian Pekerjaan Umum diminta mendorong pembangunan tanggul laut raksasa yang membentang dari Jakarta hingga Yunani.

Dodi dan kawan-kawan diminta mempercepat pembangunan tanggul laut raksasa setidaknya sepanjang 20-30 km.

Oleh karena itu, kami berulang kali meminta PU(on) untuk lebih serius dan cepat agar tanggul laut besar ini bisa dibangun setidaknya 20-30 kilometer dari kawasan Bekasi di Jakarta, kata Dodi.

Dodi mengatakan, pembangunan Tembok Besar akan melibatkan kontraktor swasta karena keterbatasan anggaran.

“Karena keterbatasan sumber daya, kami akan mendapat lebih banyak partisipasi dari sektor swasta,” ujarnya. Selebihnya, kami berharap proyek di Jakarta ini bisa menjadi contoh bagi Semarang dan Surabaya.”

Fokus pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum pada pemerintahan ini adalah mendukung sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan.

Dikatakan pula bahwa pembangunan pemerintahan saat ini berbasis pada masyarakat. Dody menyinggung banyaknya PHK yang terjadi belakangan ini.

Selain itu, Presiden juga telah membentuk badan khusus pengentasan kemiskinan yang dipimpin oleh Pak Budiman Sudjatmiko, kata Dodi.

“Jadi mungkin salah satu tugas utama kami adalah mereplikasi poin-poin tersebut kepada masyarakat umum,” tutupnya. Kami memberdayakan komunitas kami.”  

Pada awal Januari 2024, pemerintahan pimpinan Joko Widodo, presiden ketujuh Republik Indonesia, menyiapkan skenario jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana perubahan iklim di Pantura Jawa.

Keadaan ini bermula dari konsep pembangunan tembok laut raksasa atau sea wall.

Perkiraan total anggaran untuk pembangunan pesisir dan pembangunan wilayah serta air baku dan sanitasi adalah 164,1 triliun yuan.

Rencana investasi tersebut dilakukan melalui mekanisme Kemitraan Unit Usaha Pemerintah (KPBU).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto, menurut Kementerian PUPR, mengatakan sudah ada Project Management Office (PMO) tembok laut raksasa ini.

Hal itu disampaikan Airlangga dalam seminar nasional bertajuk “Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa dengan Membangun Pantai dan Tembok Laut (Great Seawalls)” yang digelar di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Tahap A adalah pembangunan tanggul dan tanggul serta sistem pompa dan polimer, kata Airlangga. Ini di wilayah Jakarta (Pantai Utara).

Lalu, ada tahap B tanggul laut berkonsep terbuka yang akan dibangun di pesisir barat Jakarta Utara.

Fase B harus diselesaikan sebelum tahun 2030 dan penurunan permukaan tanah tidak dapat dihentikan.

Lalu, kata Airlangga, ada Tahap C di pesisir timur Jakarta Utara. Hal ini harus dilakukan sebelum tahun 2040.

Perlu diperhatikan bahwa jika laju penurunan permukaan tanah terus berlanjut setelah tahun 2040, konsep tanggul laut terbuka akan berubah menjadi tanggul laut tertutup.

“Dengan diterapkannya Menteri Pertahanan hari ini, maka kita bisa mengintegrasikan semuanya menjadi satu sistem yang terintegrasi dari barat hingga timur,” kata Airlangga.

“Saya berharap lokakarya ini dapat dimulai sehingga kita dapat memperluas dan memperluas skalanya, ini adalah program yang transformatif,” ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *