Laporan jurnalis Tribunnews.com, Aysia Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak anggapan di masyarakat bahwa penderita penyakit jantung dilarang berolahraga.
Aktivitas fisik diyakini mengganggu kerja jantung sehingga menyebabkan serangan jantung. Tapi itu benar?
Sehubungan dengan hal tersebut, ahli jantung RS Pondok Indah Dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp. J.P, FIHA juga mengatakan bahwa kepercayaan tersebut hanyalah mitos.
“(Padahal) tidak berolahraga sama sekali berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Kalau tidak berolahraga, kerja jantung menurun,” ujarnya dalam wawancara virtual yang dilakukan RS Pondok Inda, Selasa (14 Mei). . /2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan alasannya. Saat berolahraga, otot jantung dilatih menjadi lebih kuat.
Oleh karena itu, kinerjanya lebih baik dibandingkan orang yang tidak berolahraga. Selain itu, sirkulasi darah menjadi tenang.
Dan orang yang rutin berolahraga dapat mengurangi stres.
Namun, dia tetap menyarankan untuk tidak berlebihan.
Sebab terlalu banyak aktivitas fisik memberikan tekanan yang terlalu besar pada jantung.
Selain itu, Dr. Teuku juga merekomendasikan beberapa jenis olahraga bagi penderita penyakit jantung.
Serta berolahraga dengan gerakan untuk melatih irama jantung agar lebih stabil.
“(Misalnya) lari, jogging, berenang atau aerobik,” kata dr Teuku.
Penderita penyakit jantung masih diperbolehkan melakukan olahraga berat jenis ini.
Kecuali jika seseorang mengalami keterbatasan atau kondisi tertentu seperti saraf terjepit. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terkait.