Anders Antonsen Juara King Cup International Badminton Open, Junior Lin Dan Dipecundangi di Kandang

TRIBUNNEWS.COM – Anders Antonsen menjuarai King Cup International Badminton Open yang dipandu oleh legenda bulu tangkis Tiongkok Lin Dan pada Minggu (29 Desember 2024).

Pada turnamen yang digelar di Shenzhen, China, Anton Sen (Denmark) menjadi juara dengan mengalahkan juara negara tuan rumah Hu Ze An dalam laga sengit tiga game.

Dengan kemenangan ini, Antonsen berhak membawa pulang piala dan hadiah uang sebesar $150.000 (sekitar Rp 2,4 miliar).

Antosene secara tidak langsung menghubungkan tahun 2024 dengan kemenangan Piala Raja yang menguntungkan.

Ini juga menjadi modal bagus bagi rekan senegaranya Viktor Axelsen menyambut BWF World Tour 2025 yang akan dimulai pekan depan di Malaysia Open.

Sebagai referensi, Piala Raja merupakan kompetisi yang diciptakan Lin Dan untuk mempromosikan tunggal putra bulutangkis.

Piala Raja dimulai oleh legenda bulutangkis Lin Dan dan berfokus secara eksklusif pada pemain tunggal putra.

Ditujukan untuk meningkatkan level kompetitif permainan, turnamen ini menawarkan hadiah uang yang jauh lebih tinggi dibandingkan acara BWF World Tour.

Kehadiran para atlet elit dan merchandise menarik menjadi daya tarik tersendiri bagi para atlet papan atas dari seluruh dunia.

Turnamen ini akan menampilkan banyak pemain tunggal putra papan atas dari Tiongkok dan Eropa.

Mereka antara lain Loh Keen Yew (Singapura), Lakshya Sen (India), Kunlavut Witidsern (Thailand) dan Alex Lanier (Prancis).

Legenda bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat juga turut hadir dalam pertandingan eksibisi tersebut.

Stadion dipenuhi penonton karena kehadiran para pemain elit tersebut.

Di final, Hu Ze An menarik banyak perhatian dengan penampilannya yang mengesankan.

Juara Dunia Junior BWF 2024 itu membuat tuan rumah terdiam.

Hu mengalahkan beberapa pemain elit sebelum bertemu Antonsen di final.

Mulai dari mengalahkan Loh Keen Yew hingga berhasil mengalahkan Hu Sen.

Hu menyapu bersih pertandingan pertama di final melawan Anton Sen.

Ia memulai dengan kuat, berhasil memenangkan game pertama 21-18 setelah menangkis serangan balik Antonsen.

Namun Antonsen bangkit di game kedua. Ia langsung mengambil kendali set kedua dengan laju 21-11 untuk menyamakan kedudukan 1-1.

Pada penentuan, Hujinta memimpin awal 5-1 tetapi menang 16-14.

Namun serangkaian kesalahan yang dilakukan pemain muda Tiongkok itu membuat Antonsen unggul.

Bintang asal Denmark itu mengamankan kemenangan dengan skor 21-18.

Namun yang tidak biasa adalah hanya ada sedikit drama sebelum Antonsen akhirnya memastikan kemenangannya.

Pemain kelahiran 1997 ini mengambil keputusan kontroversial.

Pukulan keras Hu kepada Antonsen nampaknya sudah melewati garis lapangan Antonsen.

Antonsen yang menyadari hal tersebut langsung merayakan kemenangannya.

Namun karena ada keputusan hakim garis yang berbeda, Antonsen menunda perayaan tersebut untuk sementara waktu.

Drama pun terjadi dan akhirnya Antonsen terlibat adu mulut dengan wasit.

Setelah pertarungan sengit dengan wasit, pukulan terakhir Hu Jinta akhirnya dianulir.

(Tribunnews.com/Niken)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *