TRIBUNNEWS.COM – Pembicaraan rahasia antara Iran dan Amerika di Oman terkait konflik Jalur Gaza semakin memburuk pasca meninggalnya Presiden Iran Ibrahim Raisi dan rombongannya.
Pembicaraan dikatakan telah mengalami kemajuan yang signifikan.
Sayangnya, negosiasi rahasia perang di Gaza terancam oleh kematian mendadak Lacey dan menteri Iran.
Brett McGurk, kepala penasihat Presiden AS Joe Biden, bertemu dengan Ali Bagheri, tokoh penting dalam negosiasi Iran dengan Barat, awal bulan ini, menurut laporan dan Iran bertiga dan memahami negosiasi tersebut.
Pembicaraan diadakan di Muscat.
Ini adalah perundingan putaran pertama antara Amerika Serikat dan Iran sejak Januari.
Axios pertama kali melaporkan berita tersebut pada hari Jumat, dan sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa pembicaraan antara Bagheri-Kani dan McGurk berjalan dengan baik dan semacam kesepakatan akan segera terjadi.
Bagheri Kani menjabat wakil menteri luar negeri saat itu.
Dia kini menjabat sebagai menteri luar negeri setelah Hussein Amir Abdullahian tewas dalam kecelakaan helikopter.
Pembicaraan fokus pada tiga hal: keinginan bersama untuk mengubah pemerintahan Israel guna mengakhiri perang Israel di Gaza dan mencegah penyebaran perang ke wilayah lain;
Seorang analis yang dekat dengan pejabat Iran mengatakan kepada MEE bahwa pembicaraan tersebut juga merupakan cara untuk mencapai gencatan senjata antara AS dan Iran serta sekutunya.
Sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, sekutu Iran, termasuk gerakan Houthi Yaman (juga dikenal sebagai Ansar Allah) dan kelompok paramiliter Irak, telah melancarkan serangan terhadap sasaran Amerika di wilayah tersebut.
Drone dan rudal Iran ditembak jatuh oleh militer AS pada bulan April, ketika Iran melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel setelah kepala Garda Republik terbunuh di konsulat Iran di Damaskus.
Para analis percaya bahwa isu-isu seperti program nuklir Iran dan pelonggaran sanksi minyak juga dapat dibahas pada pertemuan Oman.
(Tribunnews.com, Andari Ulan Nugrahani)