TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menurunkan harga beberapa bahan bakar mulai 1 September 2024.
Salah satunya Pertamax yang diturunkan dari Rp 13.700 menjadi Rp 12.950 per liter.
Selain Pertamax, Pertamina menurunkan harga Pertamax Turbo dari Rp 15.450 menjadi Rp 14.475 per liter.
Pertamina juga menurunkan harga Pertamina Dex dari semula Rp 15.650 menjadi Rp 13.650.
Trubus Rahadinsah, analis kebijakan publik Universitas Trishakti, mengimbau masyarakat memahami fluktuasi harga bahan bakar nonsubsidi.
Misalnya, Meski mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus 2024, Pertamax terlihat kembali turun pada 1 September 2024 pukul 00.00 waktu setempat.
Sebagai komoditas nonsubsidi, Trubus menegaskan seri Pertamax mengikuti harga pasar.
Ketika komponen utama dunia, seperti minyak bumi, mengalami penurunan; Misalnya, Wajar saja jika Pertamina juga menurunkan harga Pertamax.
“Yang perlu dipahami masyarakat, sebagai produk non-subsidi, harga Pertamax seri biasanya naik/turun. Ikuti harga keekonomian. Kalau tiba-tiba naik, masyarakat tidak panik. Kalau turun seperti ini tidak perlu berspekulasi,” kata Trubbs kepada media hari ini (2/9/2024).
Menurut Trubus, Pertamina akan mempertimbangkan secara matang harga BBM nonsubsidi sebelum mengambil kebijakan pengaturannya.
Hal ini menggabungkan dua komponen yang sangat berpengaruh: harga minyak mentah dunia dan hubungannya dengan nilai tukar mata uang.
“Pertamina tentu sudah melakukan perhitungan,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengamat Kebijakan Indonesia (AAKI) itu.
Terkait hal itu, Trubus meminta masyarakat bisa membedakan produk bersubsidi seperti Pertalite dan produk nonsubsidi seperti seri Pertamax.
“Untuk non-subsidi misalnya, jika harga minyak dunia naik, bisa jadi Pertamina tidak bisa menjaga stabilitas harga. Hal ini bisa berdampak pada posisi keuangan perseroan,” ujarnya.
Oleh karena itu, masyarakat harus menyadari bahwa harga minyak dunia telah meningkat pesat sejak bulan Maret. Namun, di sisi lain, Pertamina menaikkan harga Pertamax pada pertengahan Agustus 2024.
“Pertamina tetap fokus pada faktor daya beli masyarakat, meskipun itu diperlukan untuk mendapatkan keuntungan,” kata Trubus.
Trubus menilai baik kebijakan Pertamina dalam penyesuaian harga BBM nonsubsidi.
Sebab, Pertamina selalu memberikan informasi kepada masyarakat melalui website perusahaan dan media massa. “Akan menyenangkan jika memiliki lebih banyak informasi tentang pompa bensin lokal.” Bisa melalui spanduk yang terbaca jelas oleh masyarakat.
Menurut Trubus, Sangat penting untuk menyebarkan informasi melalui spanduk. Sebab, masyarakat di daerah kerap menghadapi misinformasi.
Misalnya, jika harga naik, situasi ini berpotensi menimbulkan konflik antara konsumen dan petugas SPBU, kata Trubus.