Reporter Tribunnews.com, Reinas Abdila melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Harga emas kembali turun atau turun dari rekor tertingginya menjadi $2.339,90 per troy.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, mengatakan anjloknya harga emas disebabkan adanya kekhawatiran kenaikan suku bunga dalam risalah rapat Federal Reserve.
Risalah pertemuan Federal Reserve pada akhir bulan April menunjukkan bahwa para pengambil kebijakan semakin khawatir terhadap pengetatan inflasi dan menurunnya permintaan terhadap aset-aset safe haven.
“Tanda-tanda bank sentral AS akan terus mempertahankan suku bunga tinggi, serta penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury AS, dapat memberikan tekanan pada harga emas,” kata Ibrahim dalam catatan penelitian, 24 Mei 2024.
“Dolar menguat setelah membaca pernyataan bank sentral yang tetap berhati-hati terhadap inflasi, maka dalam hal ini harga emas akan turun lagi ke level $2,256 per troy ounce, jika turun di bawahnya maka harga emas akan turun. jatuh ke level $2.256 per troy ounce.” Harganya $2.062 per troy ounce,” tambahnya.
Kematian presiden Iran tidak meningkatkan ketegangan di Timur Tengah seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Beberapa pengambil kebijakan juga bersedia menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi, meskipun hal ini tidak mungkin terjadi.
Namun, The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama di tengah tingginya inflasi, dengan beberapa pengambil kebijakan mengatakan pada minggu ini bahwa bank sentral memiliki keyakinan yang terbatas bahwa inflasi akan mencapai target tahunan sebesar 2% dalam waktu dekat. Suku bunga forward berdampak negatif pada emas dan logam mulia lainnya karena meningkatkan kemungkinan berinvestasi pada logam tersebut.
Gagasan tersebut telah mendorong harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini, dan para pejabat Federal Reserve mengatakan pada pertemuan kebijakan terbaru mereka bahwa mereka yakin tekanan harga akan berangsur-angsur mereda setidaknya dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, ada pertanyaan mengenai apakah suku bunga saat ini cukup tinggi untuk menjamin hasil seperti itu, dan para pejabat mengatakan mereka siap menaikkan biaya pinjaman lagi jika inflasi meningkat.
Dia menyimpulkan: “Hilangnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah setelah kematian presiden Iran juga melemahkan permintaan safe-haven terhadap emas.”