Anak Kekurangan Zat Besi Bisa Pengaruhi Prestasi Akademik di Sekolah

Laporan Gabriela Irvin Dharma

Tribunnews.com, Jakarta – Terutama dari sudut pandang berpikir, memfokuskan dan mengajar memori, membuat besi, yang sangat penting untuk mendukung perkembangan anak -anak.

Sayangnya, ada banyak orang tua yang tidak mengerti bahwa kekurangan zat besi dapat memiliki dampak serius pada pertumbuhan dan perkembangan anak -anak.

Faktanya, data terbaru menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia dengan risiko kekurangan zat besi adalah kondisi yang dapat mencegah keterampilan pendidikan sekolah.

Dalam hal ini, dokter anak dari spesialis pertumbuhan anak sosial. Dokter Dokter Rini Sekartini, SP.A (K), menjelaskan bahwa zat besi adalah nutrisi penting yang memainkan peran penting dalam pengembangan sistem saraf anak.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan fokus dan memori, sehingga lebih sulit untuk menyerap pelajaran anak -anak di sekolah.

“Di era pertumbuhan, anak -anak benar -benar membutuhkan ironi untuk perkembangan pembangunan. Ini juga dilanggar, memaksa anak -anak untuk menjadi tyrred, kelesuan, sulit untuk berkonsentrasi, dan bahkan prestasi akademik dapat berkurang, ”kata Prof. Rini selama editor Brifering, yang dilakukan di bidang intelijen di Jakarta selatan, pada hari Senin (3/3/2025).

Selain gangguan kekuatan mental kekurangan zat besi, gejala kulit pucat, tubuh dapat dengan mudah menyebabkan anemia defisiensi zat besi, yang dapat dengan mudah lelah dan mengurangi daya tahan.

Jika tetap dalam jangka panjang, ini dapat selamanya mencegah perkembangan kognitif anak -anak.

Sebagai bukti yang jelas tentang situasi ini di Indonesia, penelitian terbaru dari penelitian di bidang Asia Tenggara Indonesia (Seanuts II) menunjukkan bahwa tingkat nutrisi yang direkomendasikan (AKG) dari konsumsi rata -rata anak -anak Indonesia hanya mencapai 65,8 persen.

Ini menunjukkan bahwa banyak anak masih mengalami kekurangan zat besi dari diet yang kurang optimal.  

Secara terpisah, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berpendapat bahwa kekurangan zat besi dapat secara signifikan mencegah perkembangan psikomotorik dan melanggar indikator kognitif anak -anak.

Oleh karena itu, orang tua harus lebih sadar akan gejala kekurangan zat besi pada anak -anak, terutama jika mereka sering terlihat lelah, mereka sulit untuk fokus pada pembelajaran atau kurang antusias dalam aktivitas sehari -hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *