Amran Kunjungi Kalteng Cek Potensi Lahan Pertanian: Solusi Pangan Bisa Dibereskan

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman berkunjung ke Kalimantan Tengah pada Selasa (20/8) untuk meninjau ketersediaan lahan persawahan.

Memanfaatkan peluang tersebut, Amran mengatakan terdapat potensi pertanian yang bisa ditanami padi seluas 2,7 hektare dengan luas 500.000 hektare.

“Kita sudah lihat lahan pertaniannya 2,7 juta hektar, dari 2,7 juta hektar dibutuhkan 500.000 hektar untuk padi,” kata Pak Amran.

Dengan potensi yang dimiliki negara tersebut, Amran berharap bisa menghasilkan 4-5 juta ton beras. Mereka juga ingin proyek tersebut selesai dalam waktu 2-3 tahun dengan menggunakan dana pemerintah.

“Kalau kita lakukan dengan benar, kalau tiga tahun ke depan kita selesaikan, apa maksudnya? Defisit pemerintah sebesar 4 juta bisa diselesaikan di Kalimantan dan kita siapkan uang dari pusat,” kata Amran.

Amran mengatakan, solusi krisis pangan di Kalimantan Tengah bisa diatasi dengan bercocok tanam.

“Makanan Indonesia bisa diolah dari Kalimantan Tengah,” kata Amran.

Sedangkan Amran Center akan fokus menanam padi di Kalimantan, disusul jagung dan kedelai.

“Jadi kalau padi yang kita tanam cukup, walaupun stoknya banyak, kita bisa menanam yang lain seperti jagung, kedelai, dan lain-lain,” tambah Amran.

Dengan demikian, membuka peluang inovasi atau kerja sama dengan pihak manapun untuk mendukung percepatan swasembada pangan.

“Artinya kita bisa. Tapi kalau teknologinya sudah ada, jangan ditutup. Tapi kita yakin putra-putri terbaik negeri ini bisa keluar dan menjadikan Indonesia sebagai keranjang pangan,” kata Amran.

Padahal, Indonesia, khususnya Kalimantan, patut berbangga sebagai daerah yang berpeluang mencatat jutaan ton simpanan pangan yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakatnya, tapi juga bisa dikirim ke negara tetangga lainnya seperti Malaysia dan Singapura. dan Filipina.

“Kalimantan Tengah ke depan akan menjadi sumber pangan, dan ini akan memberikan pulau Kalimantan bahkan bersiap untuk dijual ke negara lain sekitar yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, kenapa?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *