TRIBUNNEWS.COM – Kejaksaan (JPU) mendakwa Ammar Zoni terlibat perdagangan narkoba.
Diduga ada kode khusus yang digunakan Ammar Zoni untuk transaksi niaga berupa jual beli biji pala.
Kode unik yang dimaksud adalah kata “ikan dan sayur” dan kuat dugaan bahwa usaha pala hanyalah kedok Ammar dalam menjalankan usahanya.
Menanggapi hal tersebut, kata pengacara Ammar, Jon Mathias.
Jon Mathias juga menyinggung tentang bahasa pikiran.
Ia percaya bahwa kata ini terkenal di bidang intelijen, tetapi ia tidak dapat menghubungkannya dengan ini.
“Hanya pikiran yang mengetahui password, orang awam tidak mengetahui password karena yang menggunakan password adalah pikiran,” kata Jon Mathias dari YouTube Mantra Room, Selasa (30/7/2024).
Undang-undang juga tidak mengenal penggunaan password, kata Jon.
Itu sebabnya pengacara menolak langkah yang diambil untuk menggunakan kata sandi sebagai bukti.
“Meski digunakan, bahasa kode tidak diakui secara hukum, itu bahasa pikiran,” kata Jon.
“Jadi itu bukan alibi jaksa kalau bilang itu narkoba. Bahasa apa lagi selain sayur, ikan, di luar sana ada bahasa narkoba, ganja atau sabu ya?”. lanjutnya, Ammar Zoni divonis 12 tahun penjara
Ammar Zoni divonis 12 tahun penjara karena penggunaan narkoba.
Kasus tersebut bermula dari dugaan Ammar Zoni terlibat dalam peredaran dan penjualan sabu.
Sebagai pengacara, Jon Mathias berusaha memberikan dukungan dan pengertian terhadap tuntutan Ammar Zoni.
“Kita perlu membantu dulu dan memahami bahwa ini permintaan,” kata Jon Mathias, operator YouTube Trans TV, Senin (22/7/2024).
Jon Mathias pun meminta Amma Zoni untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Jon mengatakan bahwa Tuhanlah yang menentukan segala keputusan dan jalan hidup. Ammar Zoni divonis 12 tahun penjara atas tuduhan narkoba. (Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo)
“Yang terpenting adalah dekat dengan Allah.”
“Karena Tuhan yang menentukan segalanya,” ujarnya.
Jon yakin keadilan akan datang kepada orang yang tepat.
“Jika Anda bersuara, keadilan pasti akan datang,” katanya.
Namun, Jon mengatakan persyaratan tersebut justru membuat kliennya frustasi.
Namun, Jon mengatakan aturan tersebut masih bisa diubah nantinya.
“Ya, dia pasti stres, karena menurutnya dia akan stres dalam 12 tahun.”
“Meski hanya sekedar permintaan, tapi kebanyakan orang minta bebas selama 12 tahun, kan?”
“Karena penuntutannya tidak kuat, padahal hakimlah yang memutus perkaranya,” jelas Jon.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin/Ifan)