Amita Group Jepang Buat 2 Perusahaan Patungan Bersama Group Salim

Laporan Koresponden Tribunnews.com Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Amita Group, perusahaan spesialis daur ulang ekosistem di Jepang, telah menjalin dua perusahaan patungan (JV) dengan Salim Group dengan modal Rp 12 miliar (PT Amita Tamaris Lestari) dan Rp 10 miliar (PT Amita). Inisiatif Hijau).

“Ini pertama kalinya kami membuka perusahaan di Indonesia dan kami sudah melakukan riset dan kajian sejak tahun lalu. Barulah kami memutuskan untuk mendirikan perusahaan patungan pada tahun ini,” kata sumber Amita Holding kepada Tribunnews, Rabu (8 /14). /2024).

Bisnis tersebut merupakan bisnis daur ulang 100 persen dengan pengembangan luas di Indonesia, menyediakan bahan baku alternatif bagi industri semen.

JV pertama, PT Amita Tamaris Lestari, didirikan pada Agustus 2024 oleh Direktur Senior Hiroyuki Sato, Direktur Eiichi Yamato, dan Direktur Endang Mudiman.

Berkantor pusat di Jakarta, 60% dimiliki oleh Amita Circular Design Sdn. Bhd (ACD) dan 40% PT Tamaris Prima Energi.

Perusahaan ini berinvestasi 80% di PT Amita Prakarsa Hijau dan menjalankan bisnis berupa konsultasi dan pengembangan bisnis di bidang ekonomi sirkular, netralitas karbon, dan kepositifan.

Sedangkan PT Amita Prakarsa Hijau merupakan perusahaan patungan keduanya yang diketuai oleh Direktur Eiichi Yamato, Direktur Hiroyuki Sato, Direktur Endang Mudiman, dan Direktur Soegito C. Kurniawan

Pendirian akan dilaksanakan pada bulan September 2024 (direncanakan) dengan modal disetor 10 miliar rupiah, bertempat di kantor Jakarta.

Penyertaan saham perusahaan ini 80% dari PT Amita Tamaris Lestar dan 20% dari PT Sari Bhakti Sejat.

Perusahaan mendaur ulang 100% limbah industri, limbah umum, dan sumber daya biomassa di Indonesia dan memasoknya sebagai bahan baku dan bahan bakar alternatif untuk industri semen.

“Pengoperasiannya mungkin memakan waktu tiga tahun karena kami sedang mengurus berbagai perizinan dan berbagai persiapan bisnis di Indonesia,” tambahnya.

PT Tamaris Prima Energi merupakan induk perusahaan Tamariz Moya Group milik Salim Group.

PT Sari Bhakti Sejati (SBS), anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. juga merupakan anak perusahaan Salim Group.

Pada tahun 2017, ACD meluncurkan bisnis daur ulang 100% di Malaysia untuk memproduksi dan memasok bahan mentah dan bahan bakar alternatif ke industri semen. Seiring dengan meningkatnya jumlah sampah yang diolah di pabrik lokal dari tahun ke tahun dan bisnis yang stabil, Indonesia dianggap sebagai pasar berikutnya, sehingga kini memasuki pasar Indonesia.

Sementara itu bagi UKM Handicrafts dan Japan lovers yang ingin tampil di Tokyo dapat bergabung di grup WhatsApp Japan Lovers secara gratis melalui email: [email protected] Subject: WAG Japan Lovers. Tuliskan nama, alamat, dan nomor WhatsApp Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *