Reporter Tribunnews.com Namira Yunia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, Washington – Menteri Pertahanan (Manhan) Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, menegaskan negaranya siap membantu mempertahankan keamanan Israel jika kelompok militan sayap kanan Hamas dan sekutu dekatnya Hizbullah menyerang Tel . Musim semi.
“Jika Israel diserang, ya, kami akan membantu Israel mempertahankan diri. Kami sudah jelas sejak awal. Tapi sekali lagi, kami tidak ingin hal itu terjadi,” kata Austin, dikutip Anadolu.
Austin menyampaikan pernyataannya sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang kemungkinan Amerika Serikat akan membela Israel seperti yang terjadi ketika Iran menembakkan rudal pada bulan April.
Meski Amerika Serikat akan membela penuh Negara Israel dari ancaman musuh, kata Austin, negaranya berharap semuanya bisa diselesaikan secara diplomatis, agar perang tidak semakin memanas.
Belakangan ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, menyusul ketegangan antara Israel dan Hizbullah yang berpusat di Lebanon, dimana Israel menuduh Hizbullah melakukan serangan roket yang menewaskan 12 remaja dan anak-anak di kawasan Dataran Tinggi Golan, wilayah pendudukan Suriah. melalui Israel.
Puncak konflik terjadi ketika sejumlah pihak mulai mengancam akan melakukan serangan balik terhadap Negara Israel, setelah pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dinyatakan tewas akibat tembakan rudal udara di kediamannya di Teheran, Iran.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun analis di televisi pemerintah Iran menyalahkan Israel sebagai dalang utama di balik serangan tersebut.
Rangkaian peristiwa tersebut terjadi di tengah kekhawatiran akan perang antara Israel dan Hizbullah Lebanon dan kemungkinan perang yang lebih luas di Arab. Alasannya adalah hal itu menyebabkan AS. Untuk melakukan intervensi, bantu Israel mempertahankan kedaulatannya. Amerika adalah pemasok senjata utama Israel
Selama puluhan tahun, Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai pendukung utama pendanaan militer Israel dalam setiap perang melawan musuh-musuhnya.
Untuk membantu pertahanan Israel, Paman Sam menyumbangkan bantuan militer senilai $3,8 miliar kepada negara tersebut setiap tahunnya.
Meski ketegangan antara Hamas dan Israel terus berlanjut, AS tetap melakukannya. Terus memasok Tel Aviv dengan 21.000 peluru artileri 155 mm, ribuan peluru penghancur benteng dan 200 drone kamikaze serta Spice Family Gliding Bomb Assemblies dengan nilai 320 juta dolar atau setara Rp5 triliun.
Menurut Washington Post, sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober, Amerika telah menyetujui setidaknya 100 perjanjian senjata dengan pendudukan Israel.
Amerika mengklaim penjualan amunisi tank ke Israel merupakan bentuk dukungan terhadap kepentingan keamanan Timur Tengah dari ancaman Hamas. Namun tindakan tersebut mendapat sorotan negatif dari beberapa pihak.
Aktivis hak asasi manusia bahkan menyatakan keprihatinannya atas penjualan tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan Amerika tidak konsisten dengan upaya Washington untuk menekan Israel agar meminimalkan korban sipil di Gaza. Faktanya, pemindahan senjata bisa memperburuk perundingan perdamaian yang sedang berlangsung.