Aljazair Siap Kirim Pasukan ke Gaza untuk Dukung Palestina Segera Setelah Perbatasan Mesir Dibuka

Aljazair berencana mengirim pasukan ke Gaza untuk mendukung Palestina segera setelah perbatasan Mesir dibuka

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengatakan negaranya mendukung rakyat Palestina dan siap mengirimkan pasukan ke Jalur Gaza.

Menyatakan dukungan negaranya terhadap Palestina, presiden Aljazair berjanji bahwa negaranya akan mendukung rakyat Palestina, khususnya Jalur Gaza yang berada di bawah pendudukan Israel.

Presiden Aljazair, yang kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden di negaranya, menambahkan bahwa Aljazair siap mengirimkan pasukannya untuk membantu membangun kembali Jalur Gaza.

Pada hari keempat pemilihannya, Tebboune mengatakan dalam pidatonya di Konstantinopel, timur laut Aljazair, bahwa negaranya siap mengirim pasukan ke Gaza segera setelah perbatasan antara Mesir dan Gaza dibuka kembali.

Dia menambahkan bahwa Aljazair telah berjanji untuk membangun tiga rumah sakit lengkap di Jalur Gaza dalam waktu 20 hari.

“Kami tidak akan menyerahkan Palestina, khususnya Gaza.” Saya bersumpah di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa jika perbatasan antara Mesir dan Gaza dibuka kembali, kami akan siap mengirimkan pasukan dan membantu membangun kembali Jalur Gaza,” kata Tebboune pada Senin, dilansir MNA. (19/08/2024). Tel Aviv ( khaberni / HO) Ancaman serangan Iran, Amerika Serikat kini berusaha meredam “panas” di Timur Tengah.

Kemungkinan terjadinya perang besar di Timur Tengah akibat perang Gaza yang berkepanjangan dan konflik yang diakibatkannya membuat Amerika Serikat (AS) kini berupaya meredam “panas” di kawasan tersebut agar tidak terjadi.

Hal tersebut diungkapkan Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.

Menurut AS, kekhawatiran terhadap serangan Iran terhadap Israel kini semakin meningkat.

“Amerika Serikat ingin melindungi dan mempertahankan diri dari serangan di masa depan dan menghindari konflik di kawasan,” kata Linda Thomas-Greenfield dari Dewan Keamanan PBB di New York, Selasa (13/08/2024), seperti dilansir BBC.

Ada kekhawatiran Iran akan membalas Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.

Israel diduga menjadi dalang pembunuhan Ismail Haniyeh. Joe Biden memperkenalkan

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan penghentian permusuhan antara Israel dan Hamas di Gaza dapat membantu Iran melindungi Israel.

Itu harapan saya, tapi kita lihat saja nanti, ujarnya saat ditanya wartawan, Selasa.

“Kita akan lihat apa yang dilakukan Iran dan apa yang harus dilakukan jika ada serangan, tapi saya tidak akan menyerah,” tambahnya. Pertemuan baru yang damai

Pada Kamis (15/08/2024), perundingan konflik baru akan dilakukan di Doha atau Kairo.

Namun, Ahmad Abdul Hadi, pemimpin Hamas di Lebanon, mengatakan bahwa Hamas tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut, menurut laporan di New York Times dan Sky News.

Di sisi lain, perunding internasional berharap dapat memulai kembali konflik antara Israel dan Hamas dengan perundingan baru guna mencapai kesepakatan kedua belah pihak.

Namun, peluang terjadinya terobosan nampaknya jarang terjadi.

Pembicaraan baru dimulai pada hari Kamis, namun Israel dan Hamas telah mempertimbangkan kesepakatan internasional selama lebih dari dua bulan yang akan mengakhiri perang 10 bulan dan membebaskan sekitar 110 sandera yang masih berada di Gaza.

Negosiasi langsung belum mencapai kemajuan signifikan pada periode ini dan masih banyak permasalahan yang tersisa.

Menurut AP News, pengaturan baru ini mempersulit kemajuan.

Hamas belum mengatakan secara langsung apakah mereka akan berpartisipasi dalam kampanye baru tersebut.

(oln/mna/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *