Alireza Zaqani dan Ghazi-Zadeh Hashemi, dua kandidat mengundurkan diri dari pemilihan presiden Iran.
TRIBUNNEWS.COM- Dua calon presiden Iran mengundurkan diri dari pemilihan presiden Iran.
Rakyat Iran telah memberikan suaranya dalam pemilu cepat yang diadakan setelah kematian mendadak mantan Presiden Ibrahim Raisi
Kandidat presiden Iran Alireza Zaqani secara resmi mengundurkan diri dari pemilihan sela tanggal 27 Juni menjelang pemilu hari Jumat.
Dalam sebuah postingan di media sosial, Wali Kota Teheran saat ini, Zekhani, mengatakan bahwa kesetiaan terhadap jalan mendiang presiden Iran, Ibrahim Raisi, lebih penting daripada pencalonan.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, walikota meminta kandidat lainnya, Saeed Jalili dan Mohammad Bakr Qalibaf, untuk tidak membentuk pemerintahan reformis lagi untuk memimpin Republik Islam.
“Saya meminta kepada dua calon front revolusioner lainnya, saudara-saudara saya yang terkasih, Tuan Jalili dan Tuan Qalibaf, untuk memperjuangkan persatuan dan solidaritas dan tidak menanggapinya dengan mengabaikan tuntutan kekuatan revolusioner dan mencegah terbentuknya kelompok “ketiga”. Pemerintahan Rouhani. Demikian pernyataan Zakani, ia menjabat mengikuti ajaran Revolusi Islam. Ia berpesan agar bijak dalam memilih rekannya.
Zakani mengatakan dia akan memberi mereka “rencana dan rekomendasi” yang bertujuan untuk memperbaiki pemerintahan setelah pemilihan presiden kesembilan.
Zakani menjadi kandidat kedua yang mundur dari pemilihan presiden, sehari sebelumnya pada Rabu, Amir-Hossein Ghazi-Zadeh Hashemi.
Empat kontestan lainnya adalah Mohammad-Bagher Ghalibaf, Saeed Jalili, Masoud Pezeshkian dan Mustafa Pour-Mohammadi.
Ghazi-Zadeh Hashimi mengatakan di media sosial: “Saya mundur dari pemilu untuk menjaga kesatuan kekuatan revolusioner.”
Dia melanjutkan: “Saya berterima kasih kepada negara Iran yang terhormat, Dewan Penjaga yang terhormat, Kementerian Dalam Negeri dan semua anggota Markas Besar Pemilihan Umum.” Jalan yang ditempuh syahid Raisi tercinta akan terus berlanjut ke arah yang lebih baik.
Ghazi-Zadeh Hashimi mengumumkan pada bulan Mei bahwa ia telah mengikuti persaingan untuk menggantikan mantan Presiden Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter, bersama dengan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdolyan dan rekan-rekannya.
Hashemi mengaku “berusaha sekuat tenaga” untuk melestarikan masa lalu mantan kepala negara itu saat mengikuti pemilu presiden.
Pemilu akan dimulai pada hari Jumat dan menurut survei sensus pemilih yang dirilis pada tanggal 21 Juni, masyarakat yang telah memutuskan seorang calon,
Jalili menjadi favorit dengan 22,5 persen suara, disusul Mohammad Bakr Qalibaf dengan 19,5 persen dan Masoud. Pezshkian dengan 19,4 persen.
Berdasarkan data, sebanyak 28,4 persen pemilih masih ragu-ragu.
Data calon pemilih lainnya menunjukkan Pezshkian memimpin dengan 22,5 suara, sedangkan Jalili berada di urutan kedua dengan 19,2 persen.
Sumber: Buaian