Wartawan Tribunnews.com, Indrapta Pramudhiaz melaporkan
Tribun News.com, Jakarta – Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Fabri Hendri Antony Arif mengungkap alasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dituding menyembunyikan data peti kemas yang disimpan di pelabuhan.
Sementara itu, timnya sedang meminta klarifikasi kepada Direktur Jenderal Pajak dan Cukai Kementerian Keuangan mengenai isi wadah tersebut.
Kementerian Perindustrian ingin meminimalkan dampak terhadap industri dengan melepas seluruh kontainer.
Hal ini juga terkait dengan penurunan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur India dan Indeks Keyakinan Industri India (IKI).
Banyaknya kontainer yang tersangkut di tiga pelabuhan yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara; Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya; dan Teluk Belawan, di Meran; 26.415 kontainer
Fabri mengatakan, informasi tersebut tidak seperti yang tercantum dalam surat terlampir syarat dan surat Pajak Industri.
Dalam surat tersebut, Bea Cukai menyebutkan 26.415 botol. Mereka mengklasifikasikannya berdasarkan Board Economic Category (BEC).
Rinciannya, kontainer sebanyak 21.166 buah, item dekoratif sebanyak 3.356 item, dan bahan baku penolong sebanyak 1.893 item.
Namun Febuere yang dilampirkan dalam surat tersebut mengatakan informasi tersebut disembunyikan oleh pihak Bea dan Cukai.
Dalam lampiran surat tersebut, Departemen Cukai dan Pajak telah memberikannya dalam bentuk tiga kelompok yaitu bahan baku/subsidi, barang, dan barang modal.
Sayangnya, hanya ada 10 item dalam setiap batch dan sebagian besar berada dalam wadah.
Kelompok pertama adalah 10 bahan baku/penolong teratas. Jumlah total kepemilikan kontainer dari 10 item yang terdaftar dalam kelompok ini adalah 7,557.
Kelompok kedua adalah 10 konsumen teratas. Pada kelompok ini, total kontainer yang disita untuk 10 barang tercatat sebanyak 3.021 kontainer.
Kelompok ketiga adalah 10 perhiasan teratas. Total 10 kontainer yang terdaftar di grup ini berjumlah 2.416.
Total 3 kelompok komoditas teratas memiliki 12.994 kontainer. Fabri geram karena Bea dan Cukai tidak merilis sisa datanya.
“Kalau 12.994 botol dibagi 26.415 botol, persentasenya 49,2 persen. Sisanya tidak bisa dijelaskan, datanya di mana?” Fabri berbicara dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Terkait hal ini, Fabri mengatakan bea cukai dan pajak menyembunyikan statistik jumlah kontainer.
“Saya bilang pada diri sendiri kalau ada data yang disembunyikan. Jadi itu maksudnya. Kenapa 26.415 datanya tidak ada di lampiran? Kenapa berdasarkan 10 kelompok terbesar?” kata Februari.
“Apakah Menteri Perindustrian benar-benar ingin memberi penghargaan kepada importir yang mendatangkan lebih banyak kontainer?” dia selesai berbicara.