TRIBUNNEWS.com – Menurut laporan terbaru, pertempuran menentukan antara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan kelompok perlawanan Palestina telah terjadi di beberapa wilayah, termasuk Jabalia dan Zaytoun di Gaza utara, dan Rafah di Gaza selatan.
Pertempuran juga sesekali terjadi di wilayah Muhraqa di Gaza tengah.
Menurut Jurnal Sejarah Palestina, perlawanan di kawasan Rafah dipimpin oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Al-Qassam melaporkan bahwa para pejuangnya secara brutal memukuli pasukan Israel yang menduduki penyeberangan Rafah dengan bantuan artileri.
Tak hanya itu, Al-Qassam juga mengumumkan bahwa mereka mampu menargetkan kendaraan tempur IDF dan tank Israel menggunakan dua perangkat Shavaz di lingkungan Al-Salam sebelah timur Rafah.
Sebuah rumah di George Street, yang awalnya merupakan jebakan, juga diledakkan oleh al-Qassam, menewaskan seorang tentara Israel.
Berdasarkan pemberitaan terakhir pada Selasa (14/5/2024), operasi militer di Rafah telah meluas hingga George Street, tempat sebagian besar bentrokan terjadi.
Sementara itu, IDF dilaporkan mencoba memasuki lingkungan Al-Zaytoun yang saat ini berada di bawah kendali kelompok perlawanan Palestina.
Pihak Palestina mengatakan mereka juga menargetkan beberapa kendaraan tentara Israel dan menembaki IDF antara Jalan 8 dan Jalan 10, yang terletak di perbatasan tenggara kamp tersebut.
Daerah lain yang pernah terjadi bentrokan adalah Juhr al-Diq di Gaza timur, tidak jauh dari pagar yang memisahkan Gaza dari Israel.
Selain Rafah dan Zaytun, Jabaliya juga menjadi wilayah yang sering diserang Israel.
Di Jabalia, pasukan Israel terus berupaya menyusup ke kamp tersebut.
Tentara IDF meluncurkan garis melengkung dari timur Gaza dan menyerang kamp Jabaliya dari dua arah berbeda, dari selatan dan timur.
Di sekolah kamp pengungsi Jabalia, pertempuran paling sengit sedang terjadi saat ini.
Sekolah-sekolah tersebut dijalankan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, UNRWA. Menurut informasi yang diperoleh surat kabar Palestina, ada ratusan pengungsi yang terjebak di sekolah-sekolah tersebut.
Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina terus menghadapi serangan militer Israel.
Beberapa brigade mengaku berhasil meledakkan sejumlah tank dan kendaraan tempur milik pasukan DF di Jabalia.
Pada hari Selasa, Otoritas Palestina melaporkan bahwa Israel tidak dapat memasuki kamp pengungsi Jabaliya. PBB akan mengadakan pertemuan
Pengadilan Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan akan mengadakan sidang pada Kamis (16/5/2024) dan Jumat (17/5/2024) sebagai tanggapan atas permintaan Afrika Selatan agar segera mengambil tindakan untuk mengakhiri serangannya terhadap Rafah.
Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag akan mendengarkan pengacara Afrika Selatan pada hari Kamis, diikuti dengan tanggapan Israel pada hari berikutnya, Al Arabiya melaporkan.
Awal bulan ini, Afrika Selatan meminta ICJ mengambil tindakan sementara atas serangan Rafah.
Afrika Selatan menuntut pengadilan agar Israel segera menarik diri dan menghentikan serangan militernya.
Afrika Selatan juga meminta pengadilan untuk memerintahkan Israel mengambil “semua langkah praktis” untuk memfasilitasi akses kemanusiaan “tanpa hambatan” ke Gaza.
Dalam beberapa hari terakhir, sekitar 450.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah, dan 100.000 orang telah meninggalkan Gaza utara.
Di sisi lain, badan-badan PBB telah memperingatkan adanya “zona aman” di wilayah tersebut.
Perang paling mematikan di Gaza telah menewaskan sedikitnya 35.173 orang, sebagian besar warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)