Akui Diabaikan Netanyahu, Warga Israel di Perbatasan Lebanon Frustasi Akibat Serangan Hizbullah

TRIBUNNEWS.COM – Penduduk Israel di Beit Hillel di Galilea Atas dekat perbatasan Lebanon merasa diabaikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pejabat setempat menyatakan ketidakpuasannya, dengan mengatakan bahwa pemerintah Israel di bawah Netanyahu tidak lagi peduli terhadap penduduk Galilea Atas.

Apalagi pasca serangan rudal Hizbullah.

“Pemerintah Israel telah menghilang untuk kami dan tampaknya Perdana Menteri (Israel) Benjamin Netanyahu sibuk dengan hal lain,” kata seorang pejabat setempat seperti dikutip dari Palestine Chronicle.

Pernyataan itu muncul di tengah peringatan peluncuran rudal dan sirene yang berbunyi karena serangan drone.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa sirene terdengar di Metula, tempat tentara sedang menyelidiki kemungkinan serangan roket atau drone. Hizbullah menyerukan untuk melawan Israel tanpa hukum

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengeluarkan peringatan keras kepada negara Israel dan mengancam perang terbatas dan tidak terbatas jika terjadi serangan besar Israel ke Lebanon.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah mengatakan Israel harus takut dengan ancaman ini.

Hassan Nasrallah mengatakan jika terjadi konflik besar di Lebanon (yang disebabkan oleh Israel), pihak utara bisa saja menyerang Israel.

Pernyataan Nasrallah pada Rabu (19/6/2024) itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel.

Sebaliknya, para pejabat Israel telah menekankan bahwa mereka siap berperang habis-habisan melawan Hizbullah.

Nasrallah mengaku Hizbullah tidak takut.

“Kami tidak takut dengan apa yang dikatakan musuh dan ancaman serta peringatan para mediator tentang perang di Lebanon,” kata Nasrallah dalam rekaman video yang dikutip Al-Jazeera.

Pada Selasa (18/6/2024), Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz meningkatkan harapan akan terjadinya konflik besar dengan kelompok Lebanon setelah merilis gambar drone CCTV yang menunjukkan infrastruktur utama dan situs militer di Israel utara.

“Kami sangat dekat dengan keputusan untuk mengubah undang-undang terhadap Hizbullah dan Lebanon,” tulis Katz dalam postingan media sosialnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *