TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada Selasa (BNPT), 18 lokasi dan pengelola transportasi penting yang strategis di Jakarta dianugerahi sertifikat penerapan standar keamanan minimum sesuai Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Nomor 3 Tahun 2020 (30 April 2024).
Penyerahan sertifikat ini merupakan bentuk terima kasih BNPT kepada pengelola lokasi penting yang strategis dan mencerminkan partisipasi aktifnya dalam pencegahan kejahatan teroris.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pimpinan sasaran strategis utama yang akan menerima sertifikat pada hari ini,” kata Mayjen TNI Roedy Widodo, Ajudan Jenderal Pencegahan, Perlindungan dan Radikalisasi BNPT.
Mantan Direktur Perencanaan, Hukum, dan Humas ini menjelaskan, Polri melakukan informasi, evaluasi, dan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan sistem keamanan, mengidentifikasi potensi atau dampak kejahatan teroris, serta mengoordinasikan pelaksanaan hasil evaluasi dan audit tindakan sesuai dengan Standar Keamanan Minimum.
Rody Widodo menilai sasaran-sasaran strategis yang penting seringkali menjadi sasaran serangan teroris karena berdampak luas terhadap kehidupan banyak orang, stabilitas politik, perekonomian, dan ketahanan nasional.
Jika dicermati, tren serangan teroris di tingkat global dan regional tidak hanya menyasar masyarakat atau ruang publik saja, namun juga menjadikan sasaran strategis penting sebagai salah satu sasaran serangannya. Sebab, tujuan-tujuan strategis yang penting berdampak luas terhadap kehidupan orang banyak, stabilitas politik, perekonomian, dan ketahanan nasional, ujarnya.
Deputi 1 BNPT juga menambahkan, selain aspek material pengelolaan tujuan penting strategis, juga dilakukan evaluasi aspek kepegawaian.
Selain sistem keselamatan, manajer dan pejabat yang bertanggung jawab terhadap standar keselamatan penting juga dievaluasi, katanya.
Melalui acara sertifikasi tersebut, BNPT berharap para pimpinan negara tujuan strategis penting terus meningkatkan kerja sama dan kualitas dalam pencegahan kejahatan teroris.
Sementara itu, CEO PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Adityawarman mendukung penilaian yang dilakukan BNPT. Ia mengatakan, ke depan kerja sama melawan terorisme harus semakin diperkuat dan dikolaborasikan.
“Ke depan, ini adalah cara kami memastikan tingkat risiko ini tetap berkelanjutan dan menurun di masa depan, terutama risiko terorisme radikal, jika risiko tersebut terjadi di ruang publik di seluruh negeri, termasuk kilang sebagai salah satu pabrik utama. , bahwa hal itu akan sangat berbahaya bagi tujuan nasional dan strategis,” ujarnya.
Dari 18 objek penting dan lalu lintas, 12 objek telah dievaluasi dan 6 objek keselamatan telah dilakukan.
12 proyek penting dan transportasi yang dievaluasi adalah PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pelindo Regional Makassar, PT Angkasa Pura I – Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, PT Angkasa Pura II – Bandara Internasional Radin Inten II, proyek strategis Akar Rumput Nasional Kilang Tuban , PT PLN Indonesia Power PLTU Labuhan Angin PGU, PT PLN Indonesia Power PLTU Jawa Tengah Adipala OMU, PT Angkasa Pura II – Bandara Tjilik Riwut, PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Gapura Surya Nusantara, PT PLN Indonesia Power Grati PGU , PT Angkasa Pura I – Bandara Internasional Yogyakarta.
Enam lokasi penting yang telah menjalani audit sistem keselamatan adalah PT Kilang Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, PT Kilang Pertamina Refinery Unit V Balikpapan, PT Kilang Pertamina Refinery Unit III Plaju, PT Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, PT Kilang Pertamina Refinery Unit Unit Balongan dan PT Kilang Pertamina Refinery VII Unit Kasim.