Akademisi: Tata Kelola Air dan Transportasi Jadi Permasalahan Krusial Jakarta 

Dilansir reporter Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jakarta saat ini menghadapi dua persoalan besar: pengelolaan air, perumahan, dan transportasi. 

Kedua permasalahan tersebut diangkat dalam diskusi bedah buku Gerak Jakarta: Sejarah Ruang Hidup. 

Dua orang reviewer buku telah membahas dua aspek tersebut, yakni Prof. Institut Teknologi Bandung M. Syahril B. Kusuma, Miya Irawati Ph.D. Dari Herb Faith Indonesia Engagement Center Monash University. 

Syahril mengungkapkan permasalahan pengelolaan air seperti banjir, kekurangan air baku, dan penurunan permukaan tanah dapat dikurangi secara efektif melalui konservasi air atau konservasi sumber daya masyarakat. 

Lahan pemerintah tersedia untuk digunakan di taman ini. 

“Untuk mengatasi permasalahan air, kita harus memulainya dengan kesadaran dan kesadaran bahwa ada permasalahan, serta keinginan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Apapun solusinya, jangan sampai menimbulkan permasalahan bagi warga di kemudian hari,” ujarnya. . kata Syahril dalam keterangannya, Selasa (29 Oktober 2024).

Sementara itu, di bidang perumahan dan transportasi, Dr. Miya menyoroti isu regenerasi perkotaan dan pengembangan transportasi (TOD) di Iravati. 

TOD dapat menjadi solusi untuk menyediakan perumahan yang lebih baik untuk kota yang lebih baik. 

“Pengembangan TOOD dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap kembalinya warga ke kota. Minimnya lahan disebabkan oleh koordinasi antara organisasi dan instansi pemerintah yang seharusnya memiliki lahan terkait dan memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat,” ujarnya. Mia. . 

Acara bedah buku ini diselenggarakan oleh Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). 

Diselenggarakan di Pusat Penelitian Memorial Presiden, Monumen Nasional Republik Indonesia, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah Jakarta dan perkembangan infrastruktur sejak abad ke-5 hingga saat ini.

Rektor Universitas Pembangunan Jaya Ir mengatakan, “Melalui kolaborasi pelestarian sejarah dan inovasi pembangunan, kita dapat menemukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk masa depan kota.” Yudi Samudya. 

Buku tersebut mengisahkan perjalanan perkembangan Jakarta, mulai dari Sunda Kelapa di Batavia hingga transformasinya menjadi ibu kota seperti sekarang. 

Gedung Peringatan Nasional Republik Indonesia dipilih karena merupakan bangunan cagar budaya yang berada di kawasan Jalan Gajah Mada. 

Gedung ini tidak hanya menjadi saksi sejarah perjalanan pembangunan Jakarta, namun juga simbol penting dari semangat melestarikan memori kolektif kota.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *