Akademisi: 83,3 Persen Pelajar Menilai Pancasila Bukan Ideologi Permanen

Laporan Koresponden Tribunnews.com Fahdi Fahlawi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – 83,3 persen siswa SMA menyatakan Pancasila bukanlah ideologi yang permanen.

Hal tersebut diungkapkan Promovendus Iskandar saat mempertahankan tesis pengantar doktoralnya bidang komunikasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta.

Iskandar mempertahankan tesisnya yang berjudul “Analisis Penyebaran dan Penerimaan Ideologi Pancasila Melalui Media Sosial (Studi Kasus YouTube BPIP RI)”.

Dalam tesisnya, Iskandar menyatakan bahwa fenomena memburuknya pemahaman dan penghayatan ideologi Pancasila dapat diperbaiki melalui media sosial.

Fokus sosialisasi melalui media sosial akan membuka peluang peningkatan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila dan memperkuat fondasi bangsa, kata Iskandar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/05/2024).

Iskandar mengatakan tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses komunikasi BPIP dalam menyebarkan ideologi Pancasila melalui YouTube.

Sekaligus menjelaskan posisi penonton dalam menyikapi konten-konten yang disampaikan BPIP melalui YouTube.

Penelitian ini menggunakan analisis dengan mengintegrasikan dua teori komunikasi: teori resepsi Stuart Hall dan model komunikasi Lasswell, ujarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus untuk menganalisis dan mengamati lebih jauh bagaimana pesan ideologi Pancasila disebarkan, diterima dan diolah oleh penonton YouTube dan faktor apa saja yang mempengaruhi proses tersebut.

Menurut Iskandar, hasil survei menunjukkan mayoritas pemirsa saluran YouTube BPIP berada dalam posisi untuk melakukan negosiasi penerimaan.

“Dibutuhkan trik simbolik untuk mengubah persepsi penonton dari posisi bernegosiasi menjadi dominan,” ujarnya.

Rekomendasi diberikan untuk meningkatkan efektivitas penyebaran ideologi Pancasila.

Selain itu, Iskender juga merekomendasikan pemberian hadiah atau beasiswa kepada sekolah dan perguruan tinggi.

“Kami berharap implementasi rekomendasi tersebut dapat meningkatkan keberhasilan penyebaran ideologi Pancasila dalam memperkuat kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sebagai seorang akademisi dan profesional, Dr. Iskandar memiliki pengalaman sebagai dosen dan bekerja di Universitas selama beberapa waktu. Ia bekerja sebagai wakil dekan Fakultas Pertanian. 45 Bekasi Islam dari tahun 1997 hingga 2000.

Ia kemudian diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia periode 2001-2004.

Iskandar juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama Dewan Pimpinan Pusat MUI periode 2003-2028 dan Bendahara Umum Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah periode 2003-2008.

Beliau merupakan salah satu Ketua Pimpinan Pusat Baitul Muslimin Indonesia (PP BAMUSI) dan Bendahara Masjid At-Tawfik Lenteng Agung Jakarta Selatan, serta Dewan Pakar “Indonesia Beyond Borders” dan “Pendiri Indonesia Terang”. Hijau”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *