Tribunnews.com, Jakarta – Menteri Pengacara Pertempuran Demokrat Indonesia (PDIP) Hasto Christianto, McDir Ismael, yang dicurigai dari klien partai untuk menentukan tersangka di pengadilan, mengumumkan alasannya.
Maqdir telah mempertanyakan bukti awal bahwa PDIP Harun Masika menyebut Christianto sebagai tersangka, termasuk kandidat ilegal ilegal untuk anggota legislatif.
“Tetapi bagi kita definisi tersangka ini valid atau tidak valid? 21/2025).
Dia kemudian mengumumkan bahwa Hasto diskors dengan suap dan mencegah penyelidikan.
Maqdır, “Karena informasi sebelumnya adalah sesuatu yang tertarik.” katanya.
Apa bukti pertama? Atau tidak? dia bertanya.
“Menurut pendapat kami, berbicara tentang bukti awal. Kemudian bukti awal adalah bukti dari dasar kejahatan yang mencurigakan.”
Misalnya, suap, maqdır’ın jika ada pernyataan atau jika ada saksi, dan suap Hasto adalah kesaksian, katanya.
“Tidak ada gugatan masa lalu dalam keputusan masa lalu. Ini adalah hal pertama yang ingin kami tekankan,” jelasnya.
Kemudian yang kedua berlanjut karena Husto diduga mencegah penyelidikan.
“Inilah yang kami undang dalam proses proses sebelumnya. Bukti sebelumnya mencegah atau mencegah penyelidikan ini. Karena semua bukti pertama sangat penting bagi kami bagi pasukan penegak hukum kami.” katanya.
“Jangan biarkan orang memutuskan untuk curiga karena ada asumsi. Karena pengetahuan auditor tidak boleh digunakan untuk menentukan apa yang curiga,” katanya.
Perlu dicatat bahwa Christianto terpilih sebagai tersangka dalam dua kasus yang berisi mantan kandidat untuk anggota legislatif PDIP Harun Masiku.
Pertama, Hasto, DPR, 2019-2024, kasus suap yang diduga mendefinisikan Interstate Interstate (PAWS) anggota dengan bek PDIP yang disebut Donny Tri Istiqomah sebagai mencurigakan.
Kedua, Hasto KPK terpilih sebagai tersangka dalam kasus penyelidikan yang dapat diprediksi atau mencegah keadilan.
Diperhitungkan bahwa suap ditentukan bahwa itu didefinisikan sebagai anggota DNR selama proses PAW. Caranya adalah memberi pada waktu itu suap komisaris Partai Komunis, di Setaavan. Nilai suap mencapai 600 juta IDR.
Penyuap itu dilakukan oleh Hasto dari dasar suku, Harun Masik dan Sauful Bahry. Kemudian, Agustiani Tio Friedinulin dan Uchaya Setavan diberikan.
Sementara itu, Hasto melakukan sejumlah upaya, seperti pertemuan beberapa saksi tentang MAS saya, memaksa saksi untuk tidak memberikan informasi nyata.
Tidak hanya dalam proses tangan di tangannya di mas saya, Hasto memerintahkan Nur Hassan, seorang penjaga rumah, yang banyak digunakan sebagai kantornya, untuk membasahi ponselnya di dalam air dan segera melarikan diri.
Kemudian, pada 6 Juni 2024 atau 4 hari sebelum Husto diperiksa sebagai saksi tugas saya, ia memerintahkan stafnya untuk menyerap perangkatnya dari PKC.
Butir 5 untuk Tindakan 5.
Dalam perkembangannya, PKC dicegah oleh Hasto Crisis dan mantan Menteri Hak dan Hak Asasi Manusia Hamonanang Laoli untuk bepergian ke luar negeri selama enam bulan.
Pada hari Selasa, 7 Januari 2025, kelompok investigasi juga memanggil dua rumah Hasto di Beckas, Jawa Barat dan Kebagusan, Jakarta Selatan. Dari sana, peneliti menyita bukti surat dalam bentuk catatan dan bukti elektronik.