TRIBUNNEWS.COM – Sinyal bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar semakin kuat.
Baru-baru ini, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Jokowi dan Gibran tak lagi menjadi kader PDI Perjuangan.
Airlangga mengatakan, Jokowi dan putranya Gibran Rakabuming Raka telah bergabung dalam keluarga besar Golkar.
Menurut dia, masuknya Jokowi dan Gibran hanya sebatas pengumuman resmi.
“Bagi kami, Pak Jokowi dan Mas Gibran sudah menjadi keluarga besar Golkar,” ujarnya di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Tentu saja hanya formalitas saja, imbuhnya.
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan partainya terbuka bagi kader-kader terkemuka Tanah Air, termasuk Jokowi dan putra sulungnya.
“Yang jelas Pak Presiden, Pak Jokowi adalah kader terbaik negeri ini yang pernah diikuti Partai Golkar dalam dua periode kepemimpinannya,” kata Ketua Umum Golkar itu.
Apalagi, kata Airlangga, Jokowi dekat dengan Golkar.
Selain itu, pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden yang dilakukan Prabowo Subianto dinilai merupakan amanah dari Golkar.
Bahwa Pak Jokowi dekat dengan Partai Golkar, dan yang kedua Pak Gibran mendapat amanah dari Partai Golkar melalui mekanisme resmi Rapimasi Nasional, jelas Airlangga.
Diketahui, kabar Jokowi akan bergabung dengan Golkar menjadi perbincangan di tengah isu hubungan Jokowi dengan PDIP yang kurang baik. – Kenakan dasi kuning
Presiden Jokowi terlihat mengenakan dasi kuning saat melakukan kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu.
Padahal, Jokowi biasanya memakai dasi berwarna merah.
Jokowi diketahui mengenakan dasi kuning saat berangkat kunjungan kerja ke Jepang dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (16/12/2023).
Dalam kesempatan itu, ia sempat bercanda dengan awak media yang menanyakan warna dasinya.
“Pak, apa maksudnya pakai dasi kuning? Benar sekali Pak, pakai dasi kuning,” tanya wartawan, Sabtu.
Jokowi tersenyum dan menjawab singkat.
“Kenapa kamu tidak tahu (artinya)?” Jawab Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno menyebut dasi kuning yang dikenakan Presiden tidak ada artinya sama sekali.
Pratikno mengatakan, Jokowi bercerita kepadanya kesulitan mencari dasi.
Jadi Jokowi memakai dasi yang tersedia.
“Dulu dia bilang ke saya susah cari dasi, jadi pakai yang punya,” kata Pratikno.
Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Ravindra Airlangga mengungkapkan, Presiden Jokowi memberi kode dengan mengenakan dasi kuning saat melakukan kunjungan kerja ke Jepang.
Kode presiden adalah nyaman dengan Golkar.
“Bagi kami Partai Kuning, ini adalah kode Pak Jokowi untuk menunjukkan kenyamanan terhadap filosofi Golkar,” kata Ravindra. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengunjungi Provinsi Jawa Timur pada Jumat (3/8/2024). (Foto: Sekretariat Presiden) – Pengamat isu bergabungnya Jokowi ke Golkar
Seperti dilansir Tribunnews.com, Pengamat politik Kalangan Sipil Indonesia, Ray Rangkuti, mengutarakan pendapatnya mengenai kemungkinan Jokowi bergabung dengan Partai Golkar sebelum Desember 2024.
Menurutnya, hal ini karena Partai Golkar secara umum tidak lagi memandang siapa pun tanpa kekuasaan.
Diketahui, masa jabatan Jokowi sebagai presiden akan berakhir pada 20 Oktober 2024.
Kalau Jokowi mau gabung Golkar, mau tidak mau harus dilakukan sebelum Desember, kata Ray saat dihubungi, Selasa (19/3/2024).
Jadi kalau dia gabung Golkar, idealnya sebelum Desember, lanjutnya.
Oleh karena itu, Ray memperkirakan Jokowi bisa meyakinkan dirinya untuk bergabung dengan Golkar sebelum Desember 2024.
“Tidak dilirik, tidak dilirik lagi (kalau tidak ada kekuasaan). Jadi kalau Jokowi mau menguasai Golkar, bisa sebelum Desember,” tegasnya. – PDIP Sebut Jokowi Bukan Kadernya Lagi
Kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lagi menjadi kader PDIP disampaikan Ketua Departemen Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun.
Sebab, menurutnya, Jokowi berada di kubu Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Ah, rakyatnya sudah ada, bagaimana bisa dikatakan masih bagian dari PDIP, itu benar, kata Komarudin di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (22/4/2024).
Hal serupa juga terjadi pada putra sulung Jokowi, Gibran, di PDIP.
Komarudin mengatakan, Gibran sudah dua kali menyatakan akan tetap setia kepada PDIP.
Namun, ia justru menjadi calon wakil presiden Prabowo pada Pilpres 2024.
Soal sikap Mas Gibran, saya kira terlalu reaktif menanggapi Sekjen (Hasto Kristiyanto). Karena apa yang disampaikan Sekjen memang benar terjadi, dan memang benar (Gibran) berbohong dua kali, kata Komarudin.
Komarudin mengatakan, DPP PDIP memanggil Gibran sebanyak dua kali untuk memastikan statusnya.
“Ngomong-ngomong, pertama kali saya telpon Pak Sekjen di lantai 2 ruang Sekjen, dan saat itu dia (Gibran) sendiri yang bilang baru sadar kalau tahun depan bapaknya tidak jadi presiden,” di mana. kalau tidak saya berangkat, saya pasti andalkan PDIP’,” ujarnya.
Kedua, kata Komarudin, Gibran menyatakan akan setia kepada PDIP selama berada di sekolah partai.
Benar, Bu (Megawati Soekarnoputri) bertanya kepada Mas Gibran dan Bobby (Bobby Nasution), mau bertahan di sini atau pindah partai? Mas Gibran sendiri yang naik podium dan bilang akan tetap bersama PDIP, katanya.
Komarudin juga mengatakan, kini status Gibran bukan lagi kader PDIP.
“Gibran sudah bukan kader partai lagi, saya bilang begitu sejak dia mengambil keputusan itu (menjadi cawapres Prabowo),” ujarnya.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Chaerul Umam, Rahmat Fajar Nugraha, Taufik Ismail, Kompas.com)