Agus Rahardjo Nilai KPK Berada di Titik Nadir, Ungkit Periode Kedua Pemerintahan Jokowi

Laporan dari reporter Tribunnews.com Ashri Fadila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo mengatakan lembaga yang pernah dipimpinnya kini berada pada titik terendah.

Menurut Agus, kondisi tersebut tidak lepas dari peran pemerintahan Presiden Jokowi.

“(KPK) Benar saat ini berada pada titik terendah. Nah, titik terendahnya juga tidak kalah pentingnya dengan peran pemerintah yang juga harus kita salahkan,” kata Agus dalam acara diskusi Indonesia Corruption Watch (ICW) bertajuk Mengukur Kinerja Pansel KPK 2024: Memperkuat atau Melemahkan Pemberantasan Korupsi, Jumat. (9/8/2024) di Kecamatan Tebet, Jakarta.

Menurut Agus Raharjo, Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai melemah pasca Presiden Jokowi periode kedua.

Hal itu ditunjukkan dengan belum adanya konsultasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait pemilihan menteri.

“Apa yang dilakukan pada periode kedua tidak seperti periode pertama. Kalau periode pertama menterinya dipilih dan diajak konsultasi ke Komisi Pemberantasan Korupsi, di periode kedua tidak sama sekali,” kata Agus.

Agus juga menilai Komisi Pemberantasan Korupsi semakin lemah pasca revisi Undang-Undang KPK yang menyebabkan hilangnya dukungan masyarakat sipil.

Bahkan saat itu beredar rumor bahwa KPK adalah sarang Taliban.

“Mereka bilang KPK adalah sarang Taliban. Tidak ada masyarakat sipil yang mendukung hal ini karena KPK adalah sarang Taliban. Padahal, kalau kita lihat hanya 12 orang dari 1.600 orang yang memakai pakaian, tidak mungkin ini menjadi sarang Taliban,” ujarnya.

Menurut Agus, untuk memperkuat posisi KPK dalam pemberantasan korupsi, pemilihan calon pimpinan periode berikutnya menurut Agus menjadi hal yang krusial.

Proses pemilihan pimpinan KPK yang berkualitas harus dilaksanakan untuk mengembalikan reputasi KPK sebagai koordinator penegakan hukum, khususnya di bidang korupsi.

“Saya sangat berharap fungsi koordinator terpenuhi. Kalau ini dilakukan, Insya Allah KPC akan kembali melayani dengan hormat,” kata Agus.

Agus menilai calon pimpinan KPK harus mencermati catatan kinerjanya untuk memastikan lahirnya pimpinan KPK yang bisa membuat KPK kuat kembali.

Tidak hanya dari Internet, tetapi juga melalui pencarian tempat kerja, bahkan tempat tinggal, pencatatan harus dilakukan.

“Melacak rekam jejaknya sangat penting. Tidak hanya dari Wikipedia. Tapi kalau harus mengunjungi tempat dia bekerja. Penting sekali bagi kita untuk mengetahui rekam jejak masing-masing calon,” kata Agus.

Adapun proses seleksi Capim KPK saat ini telah melalui tahap tes tertulis yang lolos sebanyak 40 orang dari 230 calon.

Kemudian 40 peserta akan mengikuti tahap evaluasi profil.

“Peserta yang telah menyatakan lolos wajib mengikuti seleksi tahap selanjutnya yaitu penilaian profil yang dilaksanakan pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2024,” kata Ketua Panitia KPK Muhammad Yusuf Ateh, Kamis (8/8/2024). ).

Berikut daftar peserta yang lolos seleksi tes tertulis Capim KPK:

1. Achmad Zubair 2. Agung Setia Imam Effendi3. Agus Joko Pramono4. Ahmad Alamsyah Saragih 5. Albertus Usada6. Andi Herman 7. Andi Pangerang Moenta8. Dadang Hurley Saputra9. Didik Agung Wijanarko10. Joko Poervanto 11. Erdianto 12. Fitroh Rohcahyanto 13. Giri Suprapdiono 14. Gunarwanto 15. Harli Siregar16. Saya Nyoman 17. Ibnu Basuk Widodo 18. Ida Budiyat 19. Imron Rosiad Hamid 20. Johan Budi Sapto Pribowo 21. Johannes Tanak22. Michael Roland Cessnata Brata23. Minanoer Rachman24. Muhammad Yusuf 25. Nurul Ghufroni 26. Nurianto 27. Penghargaan Nainggolan28. Poengki Indart29. R Benny Riyanto 30. RZ Panca Putra S31. Rahmad Setiad 32. Rios Rahmanto 33. Sang Mede Mahendrajaya34. Setio Budianto 35. Subaggio 36. kata Sudirman37. Sugeng Purnomo38. Vera Diaanti39. Vavan Vardiana 40. Januari Nugroho.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *