TRIBUNNEWS.COM – Afrika Selatan meminta Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel menarik pasukannya dari Rafah.
“Afrika Selatan telah meminta Mahkamah Internasional (ICJ) untuk memerintahkan Israel menarik diri dari Rafah sebagai bagian dari tindakan darurat tambahan terkait perang Gaza,” kata Mahkamah Agung PBB, Jumat (5/10/2024). Aljazeera melaporkan.
Dengan mengajukan permintaan tersebut, Afrika Selatan berupaya menjadikannya sebagai tindakan darurat dan upaya terakhir bagi warga Gaza dalam menghadapi serangan Israel di Rafah.
Selain itu, dalam permintaannya, Afrika Selatan meminta agar bantuan difasilitasi bagi warga Gaza.
Khususnya bagi pejabat PBB, organisasi bantuan, jurnalis dan peneliti, seperti dilansir Middle East Monitor.
Menurut Afrika Selatan, serangan Israel telah memaksa warga Gaza menghadapi kematian dan kelaparan setiap hari karena bantuan belum sampai ke Gaza.
Maka Afrika Selatan berharap aplikasi ini dapat membantu masyarakat Gaza.
“Mereka yang selamat sejauh ini berisiko meninggal, dan perintah pengadilan diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup mereka,” demikian isi pengajuan Afrika Selatan.
Sebelumnya, Afrika Selatan membawa Israel ke ICJ dan menuduh Netanyahu melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Tuduhan tersebut dilaporkan oleh Afrika Selatan pada Januari 2024.
Setelah laporan ini, pengadilan ICJ memutuskan dan memerintahkan Israel untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang mengarah pada pembantaian di Gaza.
Termasuk memastikan pasukannya tidak menyerang warga Palestina.
Namun, Israel mengatakan mereka bertindak sesuai dengan hukum internasional di Gaza.
Israel juga mengatakan tuduhan Afrika Selatan soal perang Gaza tidak berdasar. negara bagian Rafah
Selasa pagi ini, tentara Israel dari Brigade 401 memasuki penyeberangan Rafah.
Israel memerintahkan pasukannya untuk pindah ke Rafah sehari setelah Hamas menyatakan menerima proposal gencatan senjata.
Namun Israel tetap mengabaikan usulan gencatan senjata tersebut.
Di sisi lain, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB menyebutkan sekitar 110.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah dalam beberapa hari terakhir.
Saat ini, serangan Israel telah menewaskan 34.850 warga Palestina.
Kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak.
Jumlah warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel mencapai 78.600 orang.
Tujuh bulan setelah dimulainya konflik, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat blokade makanan, air minum dan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lain terkait Afrika Selatan dan Mahkamah Internasional