AFI Minta Pengusaha Jangan Asal Bikin Usaha Franchise

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA – Pemerintah mendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menguasai pasar tradisional dan digital.

Strategi UMKM yang paling cepat menyebar dan terlihat di banyak daerah adalah penggunaan skema waralaba atau franchising.

Ketua Umum Asosiasi Waralaba Indonesia (AFI) Anang Sukandar menjelaskan, berkaca dari situasi Covid-19 dimana UMKM mampu mengisi pasar dalam negeri dari permintaan dalam negeri saat ini, peluang baru untuk mengembangkan usahanya semakin terbuka.

“Dengan besarnya konsumsi dalam negeri akan menciptakan permintaan dalam negeri dan membuat masyarakat mau berinvestasi,” kata Anang saat membuka International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2024, JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (16 ) /8 /2024).

Dengan potensi permintaan dalam negeri yang besar, para pengusaha diminta tidak sembarangan membuat franchise atau waralaba.

Sayang sekali jika UMKM kita tidak memanfaatkannya dan jangan lupa banyak asing yang ingin masuk ke pasar Indonesia. Harusnya dilakukan, jangan menjauhinya, tambah Anang.

Anang menjelaskan, dari Aceh hingga Papua, banyak makanan tradisional dari masing-masing daerah, sayangnya belum cukup dikembangkan untuk menjangkau pasar.

“Dari Aceh sampai Bali banyak sekali makanan khas Indonesia, kenapa tidak dikembangkan? Saya mau dorong dan jangan lupa, jangan lupa kembangkan usahanya,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah waralaba meningkat 5 persen dibandingkan tahun lalu. Hingga 9 Agustus 2024, tercatat terdapat 151 pewaralaba dalam negeri yang memiliki Surat Pendaftaran Waralaba (STPW) dan 145 Waralaba luar negeri yang memiliki 145 Surat Pendaftaran Waralaba. Terdapat 149 merek lokal dan 143 merek luar negeri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *