TRIBUNNEWS.COM – Militer Ukraina akhirnya mengakui Operasi Kursk gagal memaksa Rusia mengalihkan pasukan Rusia dari Donbas.
Rusia terus melakukan serangan besar-besaran di Ukraina timur, yang menguasai sekitar 30% wilayah negara tersebut.
Komandan militer Ukraina Oleksandr Shirsky mengakui strategi Kursk gagal melemahkan pasukan Rusia di poros Pokrovsk.
Pokrovsk adalah kota yang berlokasi strategis di Donbass barat.
Artinya, jika poros ini direbut oleh pasukan Vladimir Putin, maka Rusia akan lebih mudah menduduki Donbass.
“Tentu saja musuh memahami hal ini, sehingga mereka terus memfokuskan upaya utama mereka ke arah Pokrovsky, tempat pasukan paling siap tempur berada,” kata Shilsky, Kamis (29/8/2024). Strana. ”.
Dia mengatakan Rusia bahkan lebih antusias dengan mengerahkan puluhan ribu tentara di sekitar kota.
Hingga 30.000 karyawan melakukan perjalanan ke Pokrovsk dari selatan. Militer saat ini memiliki 10.000 anggota. “Musuh berusaha memikat pasukan dari arah berlawanan, namun ke arah Pokrovsky mereka malah mengintensifkan upayanya,” kata Silsky.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam konferensi pers mengatakan bahwa Rusia memang ingin menduduki Donbass.
Fakta bahwa mereka tidak menarik pasukannya dari Donbass merupakan arah strategis mereka, karena mereka sangat ingin menduduki Donbass, ujarnya.
Rusia diyakini membalas serangan Ukraina ke Kursk dengan strategi yang jelas. Puluhan ribu tentara Kiev ditahan di wilayah Rusia. Sementara itu, Rusia bisa dengan mudah menguasai wilayah Donbass.
Mantan Wakil Kepala Staf Pertahanan Inggris Simon Mayall menilai dalam pernyataannya kepada Sky News bahwa Rusia tidak berniat mengusir pasukan Ukraina. Presiden Vladimir Putin sangat ingin pasukan Kiev tinggal di Kursk lebih lama.
“Ini adalah strategi untuk melemahkan perjuangan Ukraina di sisi lain,” kata Mayall.
Mobilisasi pasukan Ukraina dan senjata Barat di wilayah Kursk dapat mengalihkan perhatian dari wilayah prioritas lainnya seperti Donbass.
“Ini bisa jadi merupakan pembalasan terhadap Ukraina, karena mereka membawa banyak peralatan asing dan bisa saja berada di bawah kekuasaan Rusia tanpa memberikan dampak nyata terhadap apa yang terjadi di Donbass,” ujarnya.
Padahal, tujuan Zelenskiy menjalankan pemerintahan Kursk adalah untuk mempercepat perundingan perdamaian. Namun, tindakan tersebut membuat marah Presiden Vladimir Putin, yang kemudian membatalkan negosiasi.
Rusia menjadi semakin agresif di wilayah Ukraina, meluncurkan ratusan rudal dan drone. MiG-31 Rusia yang membawa rudal Kinzhal menyerang Kursk dalam perjalanan ke Ukraina (Sputnik)
Sementara itu, media Rusia TASS melaporkan bahwa militer Rusia terus berupaya merebut kembali kota Kursk di Ukraina yang diduduki, yang merupakan bagian dari wilayahnya sendiri.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 380 tentara Ukraina tewas di Kursk dalam 24 jam terakhir. Secara total, Kiev kehilangan sekitar 7.000 tentara di wilayah Rusia.
Upaya untuk mengusir Ukraina di Kursk juga termasuk serangan udara di utara, didukung oleh serangan udara militer dan artileri, dan delapan serangan pasukan musuh di wilayah Bolki, Kolenevo, Kremyanoe, dan Malaya-Roknya dilakukan.
Pasukan Rusia juga menggagalkan serangan terhadap Sparnoe, Olgovka dan Russkaya Konopelka.
Pasukan dan peralatan Ukraina terkonsentrasi di wilayah Apanasovka, Borki, Viktolovka, Kurgulenkoye, Krasnoktyabrysky, Lyubimovka, Malaya Loknia, Mirny, Novaya Sorochina, Obukhovka, Prekhovo, Sverdlikovo, Suzha, Snagost, dan Yuzhny.
Serangan udara operasional dan taktis menyerang cadangan musuh dan mengerahkan peralatan militer di 13 lokasi di Soumi. Ukraina terus diserang
Sementara itu, Rusia terus mengebom Ukraina dengan ratusan rudal dan drone. Hal ini diyakini akan menghancurkan pembangunan militer Kiev.
Sejak Selasa malam (27/8/2024) hingga Rabu pagi, Rusia kembali menjatuhkan bom ke Ukraina dengan menggunakan puluhan rudal dan drone jarak jauh.
Meski serangannya tidak sebesar hari sebelumnya, namun masih menimbulkan sejumlah kerusakan infrastruktur.
Militer Ukraina mencatat setidaknya 10 rudal Kinzhal dan Iskander serta 81 drone Shahed diluncurkan ke kota-kota Ukraina.
Angkatan Udara Kiev mengkonfirmasi bahwa tiga Kinzhal dan dua Iskander melarikan diri dan menyerang sasaran.
Sementara itu, pemadaman listrik terus berlanjut di Ukraina akibat penembakan sebelumnya. Tidak ada pemadaman listrik yang dilakukan.
Mantan Menteri Energi Ivan Plachkov mengatakan pemadaman listrik diperkirakan akan berlangsung satu hingga dua minggu.
Ia mengatakan, butuh waktu lama untuk memulihkan sistem distribusi yang rusak akibat penembakan kemarin.