Laporan reporter Tribunnews.com Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG – Kemandirian pesantren sangat penting untuk menunjang kegiatan pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan kata lain, pesantren diharapkan mempunyai sumber dana untuk menunjang kegiatan tersebut.
Dari situlah Pondok Pesantren Al-Idrisiyah Karawang bermitra dengan program Parenje yang digagas oleh PT ASputra Perkasa Makmur (ASPM).
Program ini didasari oleh semangat pemberdayaan masyarakat, berbasis kemitraan antara perusahaan dan UKM peternak di industri ayam broiler.
FYI: Paranje berasal dari bahasa Sunda yang berarti kandang ayam.
Pendekatan korporasi yang ada tidak hanya berdampak pada nilai ekonomi positif, namun juga kehidupan sosial dan pendidikan siswa serta masyarakat sekitar.
Hasilnya sangat signifikan. Melalui kemitraan strategis antara Paranje dan Pondok Pesantren sejak tahun 2021, program ini telah menghasilkan total bagi hasil bagi para mitra hampir Rp 1 miliar.
“Alhamdulillah dengan 8 kandang yang sudah beroperasi, kami mampu meraih total bagi hasil mitra sebesar Rp912 juta, melebihi target awal yang diharapkan,” ujar Aif Arifin Sidhik, Direktur PT ASputra Perkasa Makmur.
Aif Arifin Sidhik merupakan seorang wirausaha muda asal Kuningan, Jawa Barat dengan latar belakang pendidikan Fakultas Peternakan IPB University dan gelar Master of Science dari University of Strathclyde UK.
Menurut dia, tren konsumsi daging ayam (kilogram) setiap tahunnya terus meningkat, karena pada tahun 2022 dan 2023 terjadi peningkatan dari 7,98 per kapita menjadi 8,22 per kapita.
“Kami optimis dengan peningkatan produksi daging ayam melalui sistem koperasi Paranje dapat membantu meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat,” ujarnya.
Kesuksesan program Paranje bersama Pondok Pesantren Al-Idrisiyah dan mitra lainnya akan terus berkembang.
Paranje berkomitmen membuka peluang kerja sama di berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan berbagai daerah potensial lainnya di Indonesia, tutup Aif.