TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kisah meninggalnya sebuah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri berinisial AF (31) dan YL (28) serta anaknya AH (3) di Desa Ponkol, Cirendeu, Timur. Ciputat, Tangerang Selatan memasuki tahap final.
Dalam hal ini, istrinya Yu.L. Saya memberikan anak saya A.H. ke A.F. Dia diketahui suka membunuh. Setelah itu, AF gantung diri di dapur. “Kami menduga YL dan AH pertama kali ditangkap oleh korban AF. Barulah korban AF gantung diri,” kata Kapolsek Ciputat Timur Kompol Kemas Arifin kepada laporan wartawan, Selasa (7/1/2025).
Tak hanya itu, polisi menemukan 15 aplikasi pinjaman online (pinjol) dan empat situs game online (judol) di telepon genggam milik tersangka dan korban AF (31). “Pinjaman online dan pinjaman online digunakan untuk pinjaman online, seperti penundaan pembayaran sekitar 15. Ada 4 jenis, tersedia 4 situs untuk situs game online,” kata Kemas.
Hasil digital forensik yang didapat dari ponsel AF (31) juga menemukan pencarian di internet terkait metode pembunuhan tersebut. Menurut Kemas, AF telah melakukan dua penyidikan terkait kasus tersebut, yang pertama terkait kasus pembunuhan dengan cara keracunan. Dua menit kemudian, dia mencari cara untuk membunuh dengan pisau. “Pada pukul 02.41 WIB, seorang user terautentikasi dalam hal ini AF mengakses website yang berisi penjelasan dokter tentang zat beracun yang ditelan seorang Kepala Sepatu di Mojokerto,” ujarnya.
Dua menit kemudian, salah satu pengguna proof-of-concept yaitu AF membuka website dengan judul betapa mudahnya membunuh seseorang dengan pisau, lanjutnya.
Sebelumnya pada Minggu (15/12/2024), warga di Tsirendeu, Tangsel, Ciputat Timur dihebohkan saat ditemukan satu jenazah satu keluarga.
“Nama ketiga jenazah teridentifikasi AF (laki-laki 31 tahun, suami), YL (perempuan 28 tahun, istri) dan AH (laki-laki 3 tahun),” Kapolsek Ciputat Timur. kata Kompol Kemas MS Arifin, Minggu (15/12/2024).
Kemas mengatakan, dalam pemeriksaan para saksi, jenazah ketiganya ditemukan oleh dua orang saksi yang merupakan keluarga korban, Minggu sekitar pukul 11.00.
Saat itu saksi datang ke rumah korban untuk menyalakan air, saklar alat ada di rumah korban.
“Saya mendatangi rumah korban untuk menyalakan air, dan kebetulan saklar di rumah korban dalam keadaan hidup/mati, namun pintu rumah masih terkunci,” ujarnya.
Akhirnya dua orang saksi mencoba membuka pintu melalui jendela yang tidak terkunci.
Setelah masuk, kedua saksi mengamati Y.L. dan putranya AH terbaring dalam kondisi kritis di kamar.
“Selanjutnya, 2 orang saksi mencoba membawa korban AH (anak tersebut) ke klinik Tsirendeu Medica, namun sesampainya di lokasi, menurut petugas medis, orang tersebut dinyatakan meninggal dunia,” ujarnya.
Tak lama kemudian saksi menemukan jasad korban lainnya yaitu A.F.
Korban AF ditemukan tewas di dapur, tergantung pada tali yang diikatkan pada plafon kayu, jelasnya.
Saat ini, lanjut Kemas, ketiga jenazah tersebut telah dibawa ke RS Fatmawati Jakarta Selatan untuk dilakukan visum dan disimpan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Berdasarkan informasi yang beredar, keputusan keluarga tersebut mengakhiri hidup diduga karena pinjaman online (pinjol).
Hal itu terungkap setelah salah satu saksi menyebut korban bernama Y.L.
Namun Kemas belum bisa memastikan penyebab kematian keluarga tersebut karena penyelidikan masih berlangsung.
Penyebab meninggalnya ketiga korban masih dalam penyelidikan Bareskrim Polres Ciptim dan Reskrim Polres Tangsel, kata Kemas.