Koresponden TribuneNews.com Richard Susilo melaporkan dari Jepang.
TRIBUNNEWS.COM, Tokyo – Amita Group telah membentuk 2 perusahaan patungan (JV) di Indonesia dan akan berupaya menjalin kemitraan dengan Tamaris Moya Group pada tahun 2027, anak perusahaan Tamaris Moya Group, anak perusahaan Salim Group. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, konglomerat terbesar di Asia Tenggara, dan perusahaan semen besar di Indonesia.
Penandatanganan kontrak dilakukan di Indonesia pada tanggal 4 Oktober 2024 dan pendirian kedua perusahaan patungan tersebut telah selesai dan pabrik pengolahan daur ulang dapat diresmikan sebelum akhir tahun 2027.
“Kami akan mempercepat upaya semaksimal mungkin untuk membangun fondasi bisnis,” kata seorang sumber kepada TribuneNews.com, Rabu (9/10/2024).
Sebuah fungsi diselenggarakan di pabrik SureUp India Cement Company Limited pada tanggal 4 Oktober 2024. Untuk menyelesaikan perjanjian pendirian JV2, di mana perwakilan ACD, TPE, Endocement dan perusahaan lain menghadiri upacara penandatanganan, mengunjungi pabrik dan mengunjungi lokasi pemohon pembangunan pabrik JV2.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus atas hubungan dengan Endocement dan Tamarith Moya Group serta keberhasilan pendirian usaha patungan ini.
Kami yakin bahwa kemitraan kuat yang telah kami kembangkan selama setahun terakhir, saling mengenal dan membangun kemitraan yang lebih kuat, akan semakin mengembangkan proyek-proyek kami di masa depan. “Bersama-sama kita akan terus menghadapi tantangan demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan dan sejahtera,” kata Takahide Suetsugu, Presiden dan COO Amita Holdings Co., Ltd.
Komisaris TPE, Erwan Atmadja Dinata mengatakan, didirikannya perusahaan ini tidak hanya untuk mencari keuntungan, namun juga untuk melanjutkan misi mulia “menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua pihak”.
Mendirikan usaha patungan adalah langkah awal menuju masa depan, kata Christian Kartwijaya, Presiden dan CEO Endocement.
“Di masa depan, JV2 akan memainkan peran utama dalam menciptakan proyek daur ulang 100 persen untuk memproduksi dan memasok bahan baku dan bahan bakar alternatif untuk industri semen yang berasal dari limbah industri, limbah umum, dan sumber daya biomassa,” ujarnya.
Selain itu, katanya, tujuannya adalah untuk membuka pabrik dan memulai bisnis skala penuh pada akhir tahun 2027, kami berencana untuk mendapatkan izin dan lisensi lokal serta membangun pabrik.
“Juga, JV1 bertujuan untuk mempercepat daur ulang sumber daya di Asia Tenggara dengan mempromosikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan bisnis yang memanfaatkan jaringan luas Grup Amita dan Grup Salim,” ujarnya.
Profil Perusahaan
■JV1
Nama PT Amita Tamaris Lestari, Susunan Perwakilan dan Pejabat, Direktur Utama, Hiroyuki Sato, Direktur Eiichi Yamato, Endang Mudiman, Didirikan 2 September 2024, Modal Disetor Rp 12 miliar (JPY 108,911,760)*1 Rp = JPY 0,809. Kursus pada tahun 2024) Lokasi Kantor Pusat Jakarta Investment Ratio A Mita Circular Design Sdn. Bhd. 60% PT Tamaris Prima Energi 40%
Deskripsi Bisnis Investasi (kepemilikan ekuitas) di JV2 Konsultasi dan pengembangan bisnis di bidang ekonomi sirkular, netralitas karbon dan sifat positif
■ JV2
Nama PT Amita Prakash Hijau Perwakilan Struktur dan Pejabat Direktur Utama: Eiichi Yamato Direktur, Hiroyuki Sato Direktur, Andang Mudiman Direktur, Soegito C. Kurniawan Pendirian 7 Oktober 2024 Modal Disetor Rp 10 miliar (JPY 90,759,800)*1 Rp009 JPY*1 . Kurs ) Kurs sampai 8 Agustus 2024 ) Lokasi Kantor Pusat Jakarta Rasio Investasi PT Amita Tamaris Lestari 80% Pitsari Bhakti Sejati 20%
Deskripsi Bisnis Mendaur ulang 100% limbah industri, limbah kota, dan sumber daya biomassa di Indonesia serta memasoknya sebagai bahan mentah dan bahan bakar alternatif untuk industri semen.
Sementara itu bagi pengusaha UKM Handicraft Indonesia dan pecinta Jepang dapat bergabung di grup WhatsApp Jepang dan Handicraft Lovers secara gratis dengan mengirimkan email ke: [email protected] Subject: WAG Japanese/Handicraft Lovers. Tulis nama, alamat dan nomor WhatsApp.