Jenis-jenis Fraud yang Sering Dilakukan Oknum Rumah Sakit di Layanan JKN

 

Diberitakan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – General Manager (Dirut) BPJS Kesehatan Prof. Ali Ghufron Mukti membeberkan jenis-jenis penipuan yang sering dilakukan oleh Penyelenggara Rumah Sakit (RS) dalam layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Yang pertama adalah metode yang salah menggambarkan kelayakan peserta untuk mendapatkan layanan kesehatan (dalam kasus partisipasi palsu).

“Yang jelas peserta menggunakan kartu JKN milik keluarga atau kerabatnya. Oleh karena itu, kami menggunakan sidik jari dan face recognition untuk mengidentifikasi peserta,” ujarnya. 

Kedua, mode Phantom Billing meminta layanan yang tidak pernah disediakan.

“Ini biasanya dilakukan oleh penyedia layanan atau rumah sakit dan klinik. Pasien tidak memerlukan CT scan, tetapi karena target breakpoint tidak tercapai maka CT scan tetap dilakukan dan dilaporkan, maka harus dilakukan satu CT scan per hari. Contoh” – Ghufron , Kamis (19/09/2024 ) kata Sahid Jaya pada pertemuan nasional dengan fasilitas kesehatan (faskes) di Hotel Jakarta.

Ada juga cara untuk memberi penghargaan kepada penyedia layanan yang bersedia memberikan layanan di bawah standar/di luar cakupan.

“Kita upayakan bersih-bersih. Makanya ada sistem pelaporan. Sehingga masyarakat bisa menilai fasilitas kesehatan setelah pelayanan. Misalnya, mereka tidak perlu repot-repot melaporkan bahwa pelayanan kesehatan sudah selesai.” katanya.

Ia berharap baik institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit maupun klinik tidak melakukan berbagai macam penipuan karena potensi kerugian masyarakat akibat penipuan sangat besar.

“Rumah sakit sekarang harus berhati-hati, tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak efektif,” ujarnya.

Alexander Marwata, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menambahkan penipuan ini sulit dideteksi.

Karena ada saling membutuhkan antara penyedia layanan kesehatan dan pasien.

 “Pasien tahu tindakan pencegahan apa yang perlu atau tidak. Ketika pasien disuruh CT scan, mereka menerimanya karena itu rekomendasi rumah sakit dan dokter, percayalah,” kata Alexander.

Ia juga berharap rumah sakit dapat meminimalisir adanya kecurangan dalam layanan kesehatan.

“Kami mendorong agar rumah sakit berfungsi dengan baik dan meminimalisir kecurangan. Di layanan kesehatan, tidak semua orang memahami tindakan para profesional kesehatan, Anda tidak bisa mengeluh tentang apa yang dikatakan dokter,” jelasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *