Politikus PDIP Ingatkan Presiden Jokowi: Tidak Ada Penguasa yang Bisa Melawan Konstitusi

Laporan reporter Tribunnews.com Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komite Eksekutif III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan memberikan gambaran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowo) terkait kontroversi penolakan pengujian undang-undang pemilu daerah. Dia mengingatkan bahwa tidak ada penguasa yang bisa melawan konstitusi.

Sedianya, Arteria mengatakan para founding fathers bangsa sepakat untuk mewarisi bangsa Indonesia sebagai negara hukum, bukan negara kekuasaan. Oleh karena itu, landasan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagian besar bertumpu pada Pancasila dan UUD 1945.

“Keyakinan itu kita perkuat kembali, kita tuangkan kembali pada pasal 1 ayat 3. Negara Indonesia adalah negara hukum, kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut konstitusi. Pasal 1 2. Kami juga pastikan sistem presidensial menjadi sistem pemerintahan kita,” kata Arteria saat bertemu dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Supratman Andi Agtas di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (23/8/2024).

Ia mengatakan, presiden juga harus dimaknai sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dalam konteks Indonesia sebagai negara hukum. Katanya, presiden juga harus patuh pada konstitusi.

“Walaupun presiden tinggal sebulan lagi akan berakhir, namun ia harus berpedoman, taat dan patuh pada UUD 1945. Sebagai kepala pemerintahan, presiden juga harus menjalankan dan menegakkan konstitusi semaksimal mungkin,” ujarnya.

Supratman mencatat sumpah dan janji jabatan presiden dalam konstitusi. Dia kemudian menyoroti fakta bahwa tidak ada penguasa yang bisa melawan konstitusi.

“Kita punya pengalaman luas di seluruh belahan dunia, tidak ada penguasa yang bisa melawan konstitusi. Kejadian kemarin sangat memalukan. Kita ingatkan pada kesepakatan legislatif apakah keputusan ini benar, apakah sesuai dengan konstitusi,” ujarnya. dikatakan. katanya katanya akhirnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad membenarkan pembatalan Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Presiden Daerah (Pilkada). DPR dipastikan tidak akan menyetujui RUU Pilkada.

Dasco mengatakan, DPR sepakat mengikuti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pencalonan Pilkada 2024. Keputusan MK tersebut terkait dengan tuntutan Partai Buruh dan Gelora.

“Pengukuhan uji UU Pilkada yang dijadwalkan pada hari ini, 22 Agustus, batal. Oleh karena itu, keputusan JR MP yang mengabulkan tuntutan Partai Buruh dan Partai Gelora akan mulai berlaku pada saat dia mendaftar pilkada 27 Agustus,” kata Dasco saat dikonfirmasi, Kamis (22/8/2024).

Politisi Partai Gerindra memastikan tak ada lagi sidang parlemen yang mengukuhkan RUU Pilkada. DPR sepakat menaati keputusan Mahkamah Konstitusi.

“Tidak, karena hari parlemen itu hari Selasa dan Kamis. Pendaftarannya sudah hari Selasa. Apakah tidak boleh ada sidang parlemen saat pendaftaran? Nanti kan kisruh,” jelasnya.

Di sisi lain, Dasco juga membantah adanya sidang malam DPR untuk merampungkan RUU Pilkada.

“Tidak akan ada (rapat perwakilan). Saya jamin. Tidak akan terjadi,” tutupnya.

Dengan keputusan tersebut, peluang PDIP untuk menghadirkan tokoh-tokoh yang didukungnya di Pilkada provinsi tetap terbuka. Termasuk Gubernur petahana Jakarta Anies Baswedan yang masih berpeluang kembali mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Jakarta. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *