Intelijen AS Tuding Houthi Pasok Rudal Iran untuk Bombardir Kapal Israel

Laporan dari reporter Tribunnews.com Namira Yunya

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (USDIA) mengungkap bukti senjata yang digunakan milisi Houthi di Yaman.

Dalam keterangan resminya, USDIA mengumumkan bahwa senjata yang digunakan pasukan Houthi di Yaman untuk menyerang kapal selam yang terdampar dalam perjalanan menuju Terusan Suez, diselundupkan dari Iran.

DIA mengatakan bagian-bagian itu cocok dengan gambar rudal Tulo-4 yang dipamerkan Iran pada Pameran Dirgantara Internasional 2017 di Rusia.

“Mesin turbojet Three-4 Iran yang digunakan dalam (rudal) Noor memiliki karakteristik khusus – termasuk tahap kompresor dan stator – yang konsisten dengan bahan bakar yang diperoleh dari serangan Houthi terhadap M/T Strinda,” D. IA melaporkan. Konon, seperti disebutkan oleh Iranintel.

Menurut intelijen AS, Israel juga menyalahkan berbagai jenis senjata Iran pada senjata pasukan Houthi.

Israel mengatakan Houthi tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan drone dan rudal sendiri.

Hal ini didorong karena elemen desain rudal Houthi mirip dengan rudal lain yang dikembangkan oleh Garda Revolusi Iran. Salah satunya adalah tanda Fateh yang berdiameter 1400 km (870 mil). Iran membantah tuduhan AS

Menanggapi tudingan intelijen Amerika, Duta Besar Iran sekaligus Wakil Tetap PBB, Amir Saeed Erwani, membantah keras tudingan Amerika Serikat bahwa Iran mengirimkan rudal ke kelompok militer Houthi di Yaman.

“Kami percaya bahwa (Houthi) telah mengembangkan kekuatan militer mereka dengan mengandalkan sumber daya mereka sendiri.” Perang panjang melawan mereka adalah alasan utama untuk memperluas kekuatan militer mereka,” kata duta besar tersebut.

Selain itu, Houthi mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan dan memproduksi rudal Palestina sendiri, yang mereka klaim dapat terbang ke pertahanan Iron Dome Israel.

Pihak Houthi sendiri belum mempublikasikan penjelasan rinci mengenai rudal Palestina tersebut, namun jika melihat videonya, model baru Houthi ini merupakan bahan bakar yang ampuh karena mengeluarkan asap putih saat diluncurkan. Serangan Houthi merugikan sekutu Israel

Konflik ini pertama kali muncul pada November lalu ketika Houthi, sayap kanan Iran, menyerang pesawat dan rudal Israel di Laut Merah.

Para pejabat Houthi meyakini mereka melancarkan blokade dan serangan di Gaza, sebagai bentuk protes terhadap serangan Israel ke Palestina yang telah menewaskan lebih dari 34.000 orang.

Kelompok Houthi menyebut aksi ini sebagai upaya solidaritas terhadap perang Israel di Palestina dan Gaza.

Namun akibat serangan Houthi, ratusan kapal dagang internasional mulai menghentikan operasinya di Timur Tengah, khususnya di Israel. Akibatnya, pendapatan dari pelabuhan Eilat, satu-satunya pelabuhan kargo utama Israel di Laut Merah, sangat menderita.

Selain kerusakan, serangan Houthi juga mampu merusak pesawat mitra Israel, Amerika Serikat, dan Inggris karena harus menanggung 50% kenaikan gaji atau asuransi. .

Kenaikan harga terjadi ketika pemberontak Houthi di Yaman terus menargetkan tiga pesawat, mendorong empat perusahaan asuransi untuk mengurangi tarif ratusan ribu dolar untuk penerbangan dengan koneksi ke AS, Inggris, dan Israel.

Selain itu, akibat serangan Houthi, banyak perusahaan Israel, Amerika, dan Inggris mulai menghentikan bisnisnya, yang menyebabkan penurunan harga ekspor dan impor di luar.

Tidak diketahui kapan ketegangan ini akan berakhir, namun para peneliti berpendapat bahwa jika laju perubahan berlanjut dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat berdampak pada perekonomian tiga negara teratas yang saat ini sedang mengalami resesi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *