Laporan dari reporter Tribunnews.com Reza Deni.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menolak anggapan pertambangan khususnya batu bara haram dan sebaiknya dihindari.
Menurutnya pemikiran tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Pada awalnya, jelas Ulil, PBNU memperoleh izin pertambangan yang diberikan pemerintah kepada organisasi keagamaan.
Dari keputusan tersebut, Ulil memahami betapa PBNU dikritik dan disorot masyarakat. Terutama di ruang media sosial.
“Kalau kita lihat perbincangan di media sosial, PBNU saat ini sedang menderita luar biasa saudaraku. Sekarang yang benar Muhammadiyah, NU diakuinya terang-terangan dieksploitasi dimana-mana,” kata Ulil saat diwawancarai Kelompok PAN DPR RI berhak menolak pemberian izin pertambangan kepada ormas keagamaan (6/2024).
Ulil kemudian mengatakan bahwa di era ini Kampanye Perubahan Iklim sepertinya mempromosikan pertambangan batu bara sebagai hal yang tidak sehat.
“Ini adalah kampanye internasional yang besar. Karena batu bara mungkin merupakan satu-satunya bahan bakar fosil yang ada. “Ini mungkin bentuk energi paling kotor dari sudut pandang aktivis lingkungan hidup,” katanya.
Meski demikian, Ulil meyakini pertambangan batu bara tetap merupakan anugerah Tuhan bagi Indonesia.
“Itu harus ditangani. Mari kita bicara tentang manajemen. Tapi tidak menghormati batu bara tidak sejalan dengan pandangan saya tentang Islam. Karena ini anugerah Tuhan untuk bangsa ini, kita kelola agar tidak mencemari,” ujarnya.
Seperti diketahui, organisasi keagamaan telah diberikan wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2024 tentang Perubahan PP 96/2021 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pertambangan dan Batubara. efektif 30 Mei 2024 (*)