UNIFIL Tidak dalam Posisi untuk Menyalahkan Pihak Bertanggung Jawab atas Insiden di Majdal Shams

UNIFIL Pasukan Sementara PBB tidak bisa menyalahkan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden di Majdal Shams

TRIBUNNEWS.COM- Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengatakan pihaknya “tidak dalam posisi” untuk menentukan siapa yang berada di balik serangan mematikan 27 Juli di desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan Suriah yang menewaskan 12 warga sipil.

“UNIFIL tidak bisa menyalahkan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tragis di Majdal Shams. Desa Majdal Shams berada di luar wilayah operasi UNIFIL,” kata juru bicara Andrea Tenenti saat dihubungi The Cradle pada 2 Agustus.

Dalam sebuah pernyataan, sebelumnya media Teluk dan Israel membantah laporan bahwa UNIFIL “menyatakan Hizbullah bertanggung jawab” atas serangan mematikan itu.

Hizbullah dengan tegas menyangkal keterlibatannya dalam insiden tersebut. “Kami memiliki keberanian untuk mengakui (insiden Majdal Shams) adalah kesalahan kami,” kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrullah dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, menambahkan bahwa Tel Aviv “tidak menerima bahwa apa yang terjadi di Majdal Shams dilakukan oleh orang Israel.” pemegang”.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengklaim pada Minggu pagi bahwa rudal yang ditembakkan ke Majdal Shams adalah rudal Falaq-1 buatan Iran dengan hulu ledak seberat lebih dari 50 kilogram bahan peledak, dan bahkan mengidentifikasi komandan Hizbullah yang meluncurkan rudal tersebut sebagai “ Ali Muhammad. “. Yohanes.”

Namun, para saksi di tempat kejadian melaporkan bahwa yang jatuh adalah rudal pencegat Iron Dome, reporter TV Al-Arabi melaporkan dalam sebuah wawancara dengan karyawan layanan ambulans Bintang Merah David Israel.

Namun Israel menggunakan klaimnya yang belum dikonfirmasi untuk membenarkan “respons” mereka terhadap Hizbullah awal pekan ini, dengan mengebom daerah pemukiman di pinggiran selatan Beirut dan membunuh komandan utamanya, Fouad Shukr.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisi Keagamaan dan Sementara di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada tanggal 30 Juli, penduduk menyatakan penolakan mereka terhadap “upaya Israel untuk menggunakan nama Majdal Shams sebagai platform politik untuk menumpahkan darah anak-anak kita.”

“Berdasarkan keyakinan monoteistik, Islam, dan Arab kami, kami tidak akan membiarkan setetes darah pun tertumpah untuk membalas dendam anak-anak kami,” kata pernyataan itu.

SUMBER: CRADLE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *