Megawati Tawarkan Jalan Kebudayaan untuk Atasi Kebuntuan Konflik Internasional

Laporan reporter Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda dari Uzbekistan

TRIBUNNEWS.COM, UZBEKISTAN – Presiden kelima RI sekaligus Ketua Eksekutif DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menawarkan negara-negara di dunia untuk memilih cara tradisional dalam menyelesaikan konflik internasional.

Megawati juga mencontohkan prinsip Tri Hita Karana di Bali dan Mewayu Hayuning Bawono di Jawa untuk menjelaskan bagaimana pembangunan internasional harus peduli terhadap dunia. 

Hal tersebut disampaikan Megawati dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk “Jalan Kebudayaan dan Titik Temu Peradaban” saat menerima Penghargaan Profesor Kehormatan Jalur Sutra Internasional di Samarkand, Uzbekistan, pada Sabtu (21/09/2024). ) waktu setempat.

Menerima gelar guru besar kehormatan merupakan gelar ketiga yang diterima Megawati. Selama ini, Megawati mendapat gelar guru besar kehormatan di bidang pariwisata budaya berkelanjutan.

“Dalam sistem internasional, pendekatan tradisional ini penting di tengah runtuhnya hukum internasional akibat berbagai konflik internasional yang terjadi belakangan ini,” kata Megawati.

Menurutnya, konflik sipil dan perang seringkali merusak budaya masyarakat. 

Untuk itu, Megawati memanfaatkan masa jabatannya sebagai guru besar kehormatan untuk memperkuat metode kebudayaan sebagai jembatan dialog antar negara. 

“Perjalanan budaya ini penuh keindahan.” Perjalanan budaya ini didorong oleh nilai-nilai kemanusiaan, cinta kasih dan merupakan cara sukses menciptakan ruang dialog antar umat manusia dan dialog antar negara,” kata Megawati.

Ketua Dewan Pengarah BRIN kemudian menjelaskan praktik cara tradisional di Indonesia. Dikenal sebagai tujuan wisata terkenal di dunia, Bali juga tumbuh subur dengan warisan budayanya. 

Di Bali muncul kearifan lokal yang disebut ‘Tri Hita Karana’, yaitu jalan menuju kebahagiaan yang terdapat pada pemenuhan tiga dimensi. Itu adalah manusia dan Sang Pencipta; manusia dan ruang; dan orang-orang di antara mereka sendiri.

“Di Bali, toleransi hidup dipandang sebagai wujud integrasi spiritual agama ke dalam budaya. Penghormatannya terhadap bumi berarti menghargai alam sebagai makhluk hidup,” kata Megawati.

Untuk menghormati tanah tempat kita tinggal, masyarakat Bali merayakan Hari Nyepi setiap tahun.

Nyepi adalah simbol agama Hindu dalam budaya Bali. Bagaimanapun, Nyepi adalah budaya manusia untuk “seluruh dunia”. 

Amalan keagamaan dilakukan tanpa menggunakan api, tanpa bekerja, tanpa hiburan dan tanpa berjalan kaki seharian. 

Tradisi serupa dimulai di Pulau Jawa melalui kearifan lokal ‘Memayu Hayuning Bawana’ yang berarti mempercantik tanah dan alam. 

Megawati mengatakan, untuk menjaga dunia, masyarakat Jawa berperilaku manusiawi, yaitu “Dunia akan tersenyum jika kita menjaganya.

Bumi dianggap Ibu dan Ayah adalah ruang angkasa. Dia yang mencintai dunia, dunia akan berbicara untuk menyelamatkan kehidupan. 

“Itulah sebabnya orang Jawa percaya bahwa setiap orang yang mencintai dunia pasti mengenal Pancasona. “Ilmu Pancasona merupakan ilmu keabadian yang merupakan anugerah Tuhan jika manusia berbuat sesuatu untuk mencintai dunia,” kata Megawati.

Ia mengaku sengaja menjelaskan kedua kearifan lokal tersebut sebagai contoh. 

“Karena dunia yang kita tinggali sedang menderita akibat pemanasan global. Selain mendukung kerja sama internasional, upaya melawan pemanasan global juga dilakukan melalui norma budaya. “Melalui pariwisata, kita bisa memasukkan kebijakan cinta terhadap dunia dan pendidikan, misalnya masalah pemanasan global,” ujarnya.

“Tempat wisata tradisional harus mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan. “Seluruh aspek pengembangan pariwisata dengan cara tradisional juga kami temukan di Uzbekistan,” katanya.

Megawati didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga dan Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional St. Universitas St. Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.

Dari dalam PDIP, Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, dan Ketua DPP PDIP Bidang Pariwisata S.B. Wiryanti Sukamdani.

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *