Yahya Sinwar Diduga Masih Hidup, Israel Sebar Selebaran Ancaman: Tiada Terowongan yang Terlalu Dalam

TRIBUNNEWS.COM – Israel menjatuhkan selebaran di Gaza yang mengancam Pemimpin Politik Hamas Yahya Sinwar.

Selebaran tersebut menyebutkan bahwa Sinwar bisa jadi menjadi sasaran Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, yang dibunuh oleh Israel di Lebanon.

“Tidak ada terowongan yang terlalu dalam, Sinwar, tanya Sayid Hassan [Nasrallah],” ancam sebuah selebaran yang dikutip The Times of Israel.

Dalam pamflet tersebut terdapat gambar Sinwar dalam jam pasir. Gambaran tersebut sepertinya menunjukkan bahwa Sinwar akan mengikuti jejak para pemimpin lainnya yang telah meninggal.

Juga foto-foto pemimpin Hamas lainnya pada saat itu termasuk Ismail Haniyeh, Muhammad Deif dan Saleh al-Arouri. Dalam file foto tanggal 14 Desember 2022 ini, pemimpin kelompok Islam Palestina Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, muncul di hadapan para pendukungnya dalam demonstrasi yang menandai peringatan 35 tahun berdirinya kelompok tersebut di Kota Gaza pada. (AFP/MOHAMMED ABED) diyakini masih hidup

Beberapa waktu lalu ada dugaan bahwa Sinwar mungkin telah meninggal di Gaza.

Namun belakangan Amerika Serikat (AS) menyatakan Sinwar masih hidup.

“Yahya Sinwar adalah pengambil keputusan. “Kami yakin dia masih hidup dan berada di terowongan di bawah Gaza, menyandera, dan dia mungkin menemukan sandera di dekatnya,” kata diplomat AS Brett McGurk pada hari Rabu.

Dalam beberapa hari terakhir, Sinwar juga dilaporkan bersama agen Hamas di luar Gaza setelah tidak mendengar kabar darinya selama sebulan.

McGurk menegaskan, Amerika Serikat yakin konflik Gaza bisa segera berakhir jika Sinwar setuju melepaskan 101 warga Israel yang masih disandera di Gaza.

Menurutnya, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu membahas pentingnya memperbarui diplomasi untuk membebaskan para sandera.

Biden menyinggung situasi kemanusiaan di Gaza dan perintah untuk membuka kembali pintu gerbang ke utara.

Pada saat yang sama, Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield melontarkan kritik keras terhadap Israel atas penanganan situasi kemanusiaan di Gaza.

“Amerika Serikat prihatin dengan situasi di Gaza utara, dengan diumumkannya perintah penarikan baru oleh Israel di beberapa wilayah,” kata Thomas-Greefield.

Dia mengatakan warga Palestina tidak memiliki tempat yang aman untuk melarikan diri. Israel hampir merebut Sinwar

Dua bulan lalu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku hampir merebut Sinwar di sebuah terowongan di Jalur Gaza.

Menurut IDF, jika mereka tidak terlambat “beberapa menit”, Yahya Sinwar pasti sudah ditangkap.

“Kami dekat. Kami berada di kediaman mereka. Kami memasuki kompleks bawah tanah. “Minyaknya panas,” kata Komandan Divisi 98 IDF Brigjen Goldfus pada Minggu (11/8/2024), dikutip dari The Times of Israel.

Goldfus mengatakan mereka menemukan banyak uang di sektor ini.

“Kopinya masih panas. Mereka menyebarkan senjata.”

Menurutnya, perjalanan Sinwar membutuhkan waktu beberapa menit sebelum IDF tiba di terowongan.

Pada bulan Februari, IDF merilis video yang menunjukkan salah satu terowongan di Gaza.

Menurut Israel, terowongan itu digunakan oleh Sinwar, keluarga Sinwar, dan pejabat senior Hamas untuk berlindung dalam konflik tersebut.

Terowongan itu tampaknya memiliki dua kamar mandi, dapur, dan kamar tidur.

Selain itu juga terdapat ruangan tersendiri yang sesuai dengan IDF yang digunakan oleh Sinwar sendiri. Di dalamnya ada brankas berisi jutaan koin.

Goldfus mengatakan IDF membutuhkan waktu 10 jam untuk menembus pertahanan Hamas di Khan Younis.

Dia mengatakan terowongan itu adalah pusat Hamas. Oleh karena itu, agar Israel dapat mengalahkan Hamas, terowongan tersebut harus dihancurkan.

“Saat saya merencanakan operasi sekarang, pertama-tama saya melihat terowongannya, lalu saya melihat tanahnya,” katanya.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *