Terungkap, Hakim Agung Gazalba Saleh Pernah Tukar Valas Senilai Rp 5,8 Miliar Pakai Identitas Palsu

Laporan reporter Tribunnews.com Rahmat Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terungkap, terdakwa dugaan tindak pidana penerimaan imbalan dan pencucian uang (TPPU), hakim Mahkamah Agung nonaktif Ghazalba Saleh, pernah menukarkan uang dengan kartu identitas palsu.

Penukaran uang dari dollar ke rupiah dalam 5 kali transaksi berjumlah 5800000000 rupiah Indonesia.

Hal itu disampaikan saksi Santi Teller dari tempat penukaran uang Sahabat Forex dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2024).

“Setiap Ihsan datang, sendirian atau ditemani seseorang?” Santi bertanya saat persidangan.

“Satu,” jawab Santi.

Majelis hakim kemudian bertanya kepada Santi apakah dia melihat Ghazalba Saleh menukarkan uang dengan Ihsan.

Santi mengatakan Ghazalba dan Ihsan adalah orang yang sama.

“Sepertinya begitu pak,” jawab Santi.

Para juri lantas menegaskan akan menyiarkan pertanyaan soal sosok Ihsan.

“Iya Ihsan, bapak (terdakwa) ini Ihsan,” jawab Santi.

Majelis hakim kembali meminta money changer, Ghazalba, menunjukkan kartu identitas atas nama Ihsan.

“Jadi saya tahu dia (Ihsan) pakai masker, mirip orang itu (terdakwa) menurut KTP-nya. Makanya menurutku bapak ini Pak Ihsan,” jelas Santi.

Majelis hakim kemudian membenarkan, menurut saksi, yang menukarkan uang tersebut adalah terdakwa bernama Ihsan.

Kemudian saksi membenarkannya. “Benar,” jawab Santi.

Sekadar informasi, perkara yang melibatkan Ghazalba Saleh sebagai tergugat ini terkait dengan penerimaan penghargaan sebesar S$18.000 dari penggugat, Jawahirul Fouad.

Jawahirul Fouad sendiri diketahui menggunakan jasa bantuan hukum Ahmad Riyad sebagai pengacara.

Selain itu, Ghazalba Saleh juga didakwa menerima uang sebesar 1.128.000 dolar Singapura, 1.81.100 dolar AS, dan 9.429.600.000 rupiah. 

Total nilai tip dan TPPU yang diterima Ghazalba Saleh adalah 25914133305 Rupiah (lebih dari dua puluh lima miliar).

Penerimaan uang tersebut terkait dengan pertimbangan perkara di Mahkamah Agung.

Atas perbuatannya, Gazalba Saleh dijerat dengan tuntutan pokok Pasal 12 B jo Pasal 18 Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Bagian (1) Pasal 55 ke-1 KUHP.

Kemudian, hakim MA juga diduga menyembunyikan hasil tindak pidana korupsi sehingga turut dijerat dengan pasal pencucian uang.

Dalam dakwaan TPPU, Ghazalba Saleh dijerat Pasal 3 Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 KUHP Bagian 1 Jo Pasal 65 KUHP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *