AS-Prancis Minta Gencatan Senjata 21 Hari Buntut Konflik Israel-Hizbullah, Netanyahu Minta 7 Hari

Tribune News – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah diberitahu tentang proposal gencatan senjata yang diminta Amerika Serikat (AS) dan Prancis pasca perang antara Israel dan kelompok milisi Lebanon, Hizbullah.

Sekutu Amerika diketahui ingin menghentikan perang selama 21 hari, namun ternyata Netanyahu menolak usulan tersebut.

Hal ini diumumkan oleh Yair Lapid, pemimpin partai oposisi Israel Yesh Atid.

Dalam cuitan di akun X miliknya, Lapid seperti dikutip Guardian mengatakan bahwa Netanyahu benar-benar ingin mengakhiri perang.

Namun menurutnya, Netanyahu hanya menginginkan gencatan senjata selama tujuh hari karena Hizbullah tidak dapat memulihkan sistem komando.

Pemerintah Israel pagi ini akan mengumumkan bahwa mereka akan menerima proposal perdamaian Biden-Macron, tetapi hanya selama tujuh hari sampai Hizbullah dapat memperoleh kembali kendali dan pemerintahannya. Kami tidak menerima usulan apa pun yang tidak mencakup penghapusan Hizbullah dari wilayah utara negara kami. perbatasan,” tulis Lapid.

Tak hanya itu, Lapid juga mengungkapkan bahwa Netanyahu tidak bersedia menerima usulan gencatan senjata sebelum warga Israel kembali dengan selamat ke perbatasan Lebanon.

“Setiap keputusan yang diusulkan harus memungkinkan masyarakat Korea Utara untuk kembali ke rumah mereka dengan cepat dan aman, dan mengarah pada negosiasi ulang perjanjian anti-pembajakan. Semua tempat akan berada di Lebanon,” lanjut Lapid.

Faktanya, Amerika Serikat, Prancis, dan sekutunya meminta moratorium 21 hari untuk memungkinkan negosiasi konflik antara Israel dan kelompok milisi Lebanon Hizbullah, yang telah menewaskan lebih dari 600 orang di Lebanon dalam beberapa hari terakhir.

Seruan tersebut disampaikan pada Rabu (25/9/2024) waktu setempat di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

Mereka menyebut konflik antara Israel dan Hizbullah “tidak dapat ditoleransi dan berisiko memperluas perluasan wilayah.”

Kami menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Lebanon-Israel untuk membuka pintu dialog.

“Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan Lebanon, untuk segera mengonfirmasi penghentian sementara ini,” pernyataan tersebut mengutip pernyataan Associated Press (AP).

Seruan tersebut ditandatangani oleh Amerika Serikat, Australia, Kanada, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

“Kami mengharapkan kedua belah pihak menerimanya tanpa penundaan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barro kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Barrow mengatakan partainya dan Amerika Serikat telah berdiskusi dengan kedua belah pihak mengenai “tahap akhir untuk keluar dari krisis ini,” dan menambahkan bahwa “perang tidak bisa dihindari,” menurut Reuters.

Sementara itu, Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mendesak dewan tersebut untuk mendukung upaya diplomatik, namun tidak merinci rencananya.

“Kami bekerja sama dengan negara-negara lain mengenai proposal yang kami harap akan membawa ketenangan dan memungkinkan negosiasi mencapai solusi yang dinegosiasikan,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan pada hari Rabu bahwa partainya “bekerja keras dengan beberapa mitra untuk mengurangi ketegangan di Lebanon dan mencoba mempertahankan perjanjian gencatan senjata yang akan memberikan manfaat besar bagi semua pihak.” -api akan menjaga stabilitas jangka panjang serangan rudal Hizbullah di wilayah Israel. Pada Rabu (25/9/2024), untuk pertama kalinya, rudal Hizbullah menghantam Tel Aviv, Israel, dan menuju markas Mossad di ibu kota Israel. (berita)

Blinken dan penasihat Presiden Joe Biden lainnya menghabiskan tiga hari terakhir di sela-sela pertemuan tahunan Majelis Umum PBB dengan para pemimpin dunia di New York, AS.

Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menarik negara-negara lain untuk mendukung proyek ini.

Amerika Serikat berharap gencatan senjata semacam itu dapat menciptakan stabilitas jangka panjang di perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Selama berbulan-bulan, Israel dan Hizbullah terlibat konflik dengan menembakkan roket dan rudal dari seberang perbatasan, menewaskan ratusan orang dan membuat puluhan ribu lainnya mengungsi.

Penasihat keamanan nasional Joe Biden, Jake Sullivan, serta penasihat utama Brett McGurk dan Amos Hochstein telah bertemu dengan mitra Timur Tengah di New York dan telah berbicara dengan para pejabat Israel mengenai proposal gencatan senjata.

Di sisi lain, pejabat Israel menyebut Benjamin Netanyahu memberikan lampu hijau untuk mencapai kesepakatan, namun dengan syarat perjanjian tersebut mencakup pemulangan warga Israel ke rumahnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait konflik Palestina dan Israel 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *