The Fed Bakal Beri Kejutan, Diprediksi Pangkas Suku Bunga Lagi di November 2024

Laporan jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank Sentral AS (Fed) telah mengindikasikan pelonggaran kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan November 2024.

Sinyal tersebut muncul setelah pemerintah menunjukkan data inflasi di Amerika Serikat yang sedang melandai, seiring dengan penurunan indeks inflasi pada Agustus lalu hingga mendekati target bank sentral sebesar 2,2 persen.

Tak hanya itu, laporan ketenagakerjaan September 2024 juga menunjukkan tanda-tanda kinerja yang sehat. 

Menurut Bloomberg, upah SATA di negara dengan perekonomian terbesar di dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 146.000, yang berarti rata-rata pertumbuhan lapangan kerja AS dalam tiga bulan mendekati level terlemah sejak pertengahan 2019.

Langkah positif ini membuat banyak pengusaha Negeri Paman Sam bertaruh bahwa suku bunga yang ditetapkan oleh Federal Reserve akan turun sebesar 50 basis poin menjadi 75 basis poin pada akhir tahun 2024.

“Faktanya, semakin cepat penurunan inflasi, semakin besar insentif yang mereka miliki untuk bergerak lebih cepat menuju netral,” kata Omair Sharif dari Inflation Insights, dikutip dari Economic Times.

“Para pedagang bertaruh bahwa suku bunga – yang saat ini berkisar antara 4,75 persen hingga 5,00 persen – akan turun sebesar 75 basis poin pada akhir tahun, dan akan diturunkan lagi ke kisaran 3,00 persen-3,25 persen,” tambahnya. “Pada pertengahan tahun 2025.

Meski masih dalam tahap perencanaan, namun jika penurunan suku bunga benar-benar dilakukan, maka penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan berdampak positif terhadap perekonomian dan pasar modal.

Meski masih dalam tahap perencanaan, namun jika penurunan suku bunga benar-benar dilakukan, maka penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan berdampak positif terhadap perekonomian dan pasar modal.

Sekadar informasi, sebelum isu penurunan suku bunga lebih lanjut muncul, pada pertengahan September lalu, The Fed sudah melakukan pelonggaran kebijakan fiskal dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75-5,0 persen.

Penurunan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020, empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19. Bahkan penurunan sebesar 50 basis poin lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang menempatkan pelonggaran di kisaran 25 basis poin.

Gubernur Fed Jerome Powell, yang memimpin pertemuan Komite Pertemuan Terbuka Federal (FOMC), menekankan bahwa penurunan suku bunga besar-besaran sebesar 50 basis poin bukan untuk mengejar ketinggalan.

Namun, sebagai bentuk komitmen The Federal Reserve untuk mengimbangi perkembangan perekonomian global, sehingga perekonomian Amerika dapat terus menjaga stabilitasnya di tengah meningkatnya angka pengangguran di Amerika Serikat yang mencapai 4,3 persen pada Juli 2024.

Menyikapi tanda-tanda penurunan suku bunga lebih lanjut, bursa saham AS atau Wall Street selama sebulan terakhir berada pada jalur yang positif.

Pada akhir Jumat lalu, 30 saham Indeks Dow Jones naik 0,3 persen dan ditutup pada level tertinggi yang pernah ada. 

Sementara itu, indeks Standard & Poor’s 500 naik sekitar 0,6 persen pada akhir pekan lalu. Disusul Indeks Komposit Nasdaq yang naik sekitar 1 persen pada pekan lalu. 

Menyusul reli pasar saham, harga emas global juga naik setelah Federal Reserve mengisyaratkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Harga emas spot yang tercatat selama 24 jam terakhir pagi ini diperdagangkan ke level US$2.620,93 per ounce sebelum mencapai triple top jangka pendek di US$2.630 per ounce.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *