TRIBUNNEWS.COM – Dua tim ibu kota Italia, AS Roma dan Lazio, menjadi tim kedua musim 2024/2025. Liga Europa memiliki hasil yang beragam.
Sementara Lazio berhasil memenangkan dua pertandingan pertama Liga Europa, AS Roma justru sebaliknya. AS Roma, julukan Giallorossi, tampak enggan meraih 3 poin langsung.
Terbaru, Jumat (4/10/2024) dini hari WIB, Lazio berhasil menang 4-1 di kandang Nice.
Di Stadio Olimpico, Capital Eagles julukan Lazio untuk pertama kalinya membuka keunggulan melalui Pedro.
Disusul gol Valentino Castellana dan penalti Mattia Zaccagni. Tim tamu hanya berhasil mencetak satu gol melalui Jeremie Boga. Bek Italia asal Italia, Alessio Romagnoli (kanan) merayakan golnya di penghujung pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Lazio dan AS Roma pada 2023. 19 Maret di Stadion Olimpiade di Roma. (Alberto PIZZOLI/AFP)
Menariknya, kemenangan ini sekaligus menjadi kado bagi Valentin Castellanos yang berulang tahun di hari pertandingan.
Ia menjadi pemain Lazio kedua dalam sejarah yang mencetak gol pada hari ulang tahunnya di kompetisi UEFA.
Lazio saat ini berada di puncak klasemen sementara Liga Europa 2024/2025. Biancocelesti mengoleksi 6 poin dari dua pertandingan.
Lazio juga mencapai hasil luar biasa dalam kampanye Liga Europa mereka, mengalahkan oposisi Ukraina FC Dynamo Kyiv dengan tiga gol tak terjawab.
Namun hasil berbeda diraih tim AS Roma. Lazio juga tidak pernah menang dalam dua pertandingan Liga Europa musim ini.
AC Roma kini harus menerima penampilan buruk usai ditahan imbang Athletic Bilbao 1-1 di Stadio Olimpico pekan lalu.
Serigala Ibu Kota, julukan Roma, justru kalah 1-0 dari IF Elfsborg di laga tandang. Gol Michael Baidoo menjadi satu-satunya gol yang tercipta.
Sementara itu, tim asuhan Ivan Juričius turun ke posisi 27 klasemen Eropa 2024/2025 dengan perolehan 1 poin.
Meski demikian, pelatih AS Roma Ivan Juric sepertinya tak mau menerima kritik atas buruknya performa Artem Dovbyk dkk di kompetisi Eropa musim ini.
“Kekalahan ini? Saya tidak menyebutnya sebagai pertandingan buruk atau bahkan kekacauan total,” jelas Ivan Juric, dilansir laman sepak bola Italia.
“Saya tahu hasilnya negatif, tapi apa gunanya kritik dan membuang semua fondasi yang sudah kita bangun. Percuma saja”, tegas pria yang masih melatih tim “Torino” itu.
Dua wajah berbeda yang dihadirkan wakil tim ibu kota Italia di Liga Europa itu membuat suporter AS Roma berada dalam situasi tidak menyenangkan.
Selain itu, rivalitas antara suporter Roma, Romanisti, dan Laziale, suporter Lazio, juga sangat terkenal. Bahkan ada momen di mana para penggemarnya mengakui tim kesayangannya lebih banyak terdegradasi dibandingkan klub rival peraih Scudetto.
Aktivitas transfer pemain AS Roma cukup intens. Salah satunya dengan mendatangkan Dovbyk yang musim lalu meledak bersama Girona.
Namun, Allenatore mengatakan penyerang asal Ukraina itu membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan sentuhan terbaiknya.
“Secara keseluruhan, saya melihat banyak hal menarik, banyak sepak bola, penguasaan area, tapi kami masih membiarkan terlalu banyak serangan balik,” pungkas Ivan Juric.
(Tribunnews.com/Giri)