Laporan dari reporter Tribunnews.com Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertanian melalui proyek UPLAND ikut serta dalam aktivasi Temu Bisnis VIII Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang digelar di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) di BSD City, Tangerang .
Acara ini menghubungkan langsung kelompok tani dan konsumen, sehingga memudahkan proses jual beli produk UPLAND secara efisien.
Bapak Muhammad Ikhwan, Project Manager UPLAND Project, mengatakan bahwa UPLAND Project terus berinovasi dalam pemasaran produk pertanian dengan memperkenalkan dua strategi pemasaran yaitu tradisional dan digital.
Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan akses pasar terhadap produk hortikultura berkualitas yang dihasilkan oleh petani binaan proyek UPLAND.
Strategi pemasaran ganda ini bertujuan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas melalui jalur tradisional dan modern.
“Selain menjual hasil bumi secara tradisional seperti penjualan langsung di pasar dan pameran, kami juga menggunakan platform digital untuk menjangkau konsumen yang lebih luas,” kata Ikhwan, Kamis (26/9).
Dalam pemasaran konvensional, kami telah mempromosikan produk hasil kebun seperti rakkyo dan kentang serta berbagai pangan melalui acara seperti temu bisnis P3DN dan pameran produk lokal.
Selain itu, proyek UPLAND juga memfasilitasi interaksi langsung antara petani dan konsumen, memastikan produk sampai ke konsumen tanpa melalui banyak perantara.
Sementara itu, Ikhfan mengatakan proyek tersebut juga memanfaatkan teknologi digital dengan menggabungkan platform e-commerce dan media sosial untuk memperluas pasar.
Seluruh produk proyek UPLAND disertakan dalam katalog elektronik untuk kemudahan penggunaan bagi calon pembeli.
“Kami telah bermitra dengan beberapa platform digital untuk menjual produk pertanian langsung dari petani ke konsumen. Hal ini memberikan kesempatan kepada petani untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan nilai tambah dari hasil panennya.”
Proyek UPLAND tidak hanya meningkatkan kesadaran produk melalui pemasaran digital, tetapi juga mempercepat proses jual beli dengan sistem yang lebih transparan dan efisien.
“Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan membantu mereka menjangkau lebih banyak pelanggan domestik dan internasional,” ujarnya.
“Kami berkomitmen untuk memberdayakan petani, membantu mereka menjual hasil panennya secara lebih luas, dan mendorong pertanian Indonesia menjadi lebih maju, modern, dan berdaya saing di pasar dunia’’ jelasnya.
Pada kesempatan terpisah, Project Commitment Making Lead (PPK) UPLAND Risuda Sinaga menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan momentum penting untuk menampilkan produk-produk pertanian unggulan yang dihasilkan oleh proyek UPLAND.
Beragam produk dikumpulkan dari hulu hingga hilir, antara lain rakkyo, kentang, dan produk olahan pertanian.
“Ini semua produk yang dibuat langsung dari petani yang berada di bawah naungan Project UPLAND,” kata Risda.
Risda berharap acara ini bisa menjadi wadah bagi para petani untuk menjual produknya langsung ke konsumen tanpa perantara.
“Kami ingin produk ini bisa langsung dinikmati oleh konsumen dan langsung dari petani.” Fokus kami adalah penguatan kelompok tani,” jelasnya.
Pak Risda juga menekankan pentingnya memiliki korporasi petani untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Ia berharap kelompok tani mampu tergabung dalam korporasi petani mandiri, memberikan manfaat kepada anggotanya, serta menjual dan memasarkan produknya sendiri.
“Nilai tambah dari produk tersebut kemudian langsung dinikmati petani sehingga meningkatkan kesejahteraannya,” tutup Risda.