Peringatan Keras Jenderal AS: Iran Bisa Ikut Bertempur jika Perang Israel-Hizbullah Pecah

TRIBUNNEWS.COM – Jenderal Angkatan Udara AS Charles Q. Brown Jr memperingatkan risiko Iran terlibat dalam perang besar antara Israel dan Hizbullah jika perang pecah.

Brown, yang merupakan ketua dewan militer AS, percaya bahwa Iran lebih cenderung mendukung Hizbullah daripada Hamas di Jalur Gaza.

“Apalagi jika mereka (Iran) menganggapnya sebagai ancaman besar bagi Hizbullah,” kata Brown, Minggu (23 Juni 2024) saat berkunjung ke Botswana, seperti dikutip Times of Israel.

Sebelumnya, otoritas Israel mengancam akan melancarkan serangan militer ke Lebanon jika tidak ada kesepakatan mengenai penarikan tentara Hizbullah dari perbatasan Israel dan Lebanon.

Bahkan, tentara Israel beberapa hari lalu menyatakan telah menyetujui rencana penyerangan ke Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berharap pada hari Minggu bahwa solusi diplomatik akan segera ditemukan untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Hizbullah.

Namun, dia mengatakan dia akan menangani konflik tersebut “dengan cara yang berbeda” jika diperlukan.

“Kami dapat berperang di beberapa bidang dan kami siap melakukannya,” kata Netanyahu pada hari Minggu. Rudal Hizbullah. (khaberni)

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi Amerika Serikat untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dan pejabat senior AS lainnya.

Menurut Brown, Amerika Serikat tidak bisa membantu Israel dalam perang besar melawan Hizbullah seefektif ketika Amerika membantu Israel bertahan dari serangan rudal Iran pada April lalu.

Dia mengatakan akan lebih sulit bagi Israel untuk melawan roket jarak pendek yang biasa ditembakkan Hizbullah ke perbatasan Israel hampir setiap hari.

Brown mengatakan Amerika Serikat terus berbicara dengan para pejabat Israel dan memperingatkan akan adanya peningkatan bentrokan perbatasan.

Menurut pejabat Departemen Pertahanan A.S., Austin telah menyatakan keprihatinannya tentang eskalasi konflik ketika dia berbicara dengan Gallant melalui telepon.

“Setelah melihat tingginya tingkat tembakan roket dari kedua sisi perbatasan, kami tentu prihatin dengan situasi tersebut, baik secara publik maupun pribadi. Kami telah menyerukan semua pihak untuk membawa perdamaian di perbatasan dan kemudian mengupayakan diplomasi,” kata juru bicara tersebut. Jenderal Pat Ryder sebagai juru bicara Departemen Pertahanan AS.

Sehari setelah pecahnya perang Gaza, Hizbullah mulai menyerang perbatasan Israel hampir setiap hari untuk mendukung perjuangan Palestina.

Dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah mulai melakukan serangan lebih jauh ke Israel utara.

Media Israel melaporkan bahwa perang antara Israel dan Hizbullah dapat mengakibatkan hilangnya banyak warga sipil.

Peningkatan konflik antara Israel dan Hizbullah diyakini dapat mengganggu upaya mediasi Iran lainnya di Asia Barat. Pejuang pro-Iran siap bergabung dengan Hizbullah

Ribuan pejuang di Timur Tengah mengatakan mereka siap datang ke Lebanon untuk bergabung dengan Hizbullah.

Pejuang yang didukung Iran ingin membantu Hizbullah melawan Israel jika konflik di antara mereka meningkat menjadi perang habis-habisan.

Hal ini disampaikan pejabat yang didukung faksi dan pakar Iran.

Bulan ini, situasi memburuk setelah Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan seorang jenderal Hizbullah di Lebanon selatan.

Hizbullah membalasnya dengan menembakkan ratusan roket dan meluncurkan drone ke Israel utara.

Di sisi lain, otoritas Israel mengancam akan melancarkan serangan militer ke Lebanon jika tidak ada kesepakatan mengenai penarikan militan Hizbullah dari perbatasan antara Israel dan Lebanon.

Selama dekade terakhir, pejuang dari Lebanon, Irak, Afghanistan dan Pakistan, yang didukung oleh Iran, telah berjuang bersama dalam konflik Suriah. Mereka mendukung Presiden Suriah Bashar Assad.

Para pejabat kelompok yang didukung Iran mengatakan para militan juga dapat bergabung melawan Israel.

Sementara itu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Rabu pekan lalu juga menyinggung keinginan para pejuang untuk bergabung dengan pasukan. Pendukung Hizbullah mendengarkan pidato pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, Lebanon 3 November 2023. (AHMAD AL-RUBAYE / AFP)

Dia mengklaim bahwa para pemimpin Iran, Irak, Suriah, Yaman dan negara-negara lain telah menawarkan untuk mengirim puluhan ribu pejuang untuk membantu Hizbullah.

Namun menurut Nasrallah, Hizbullah sudah memiliki lebih dari 100 ribu pejuang.

“Kami berterima kasih kepada mereka, namun kami kewalahan dengan jumlah pejuang kami,” kata Nasrallah kepada NBC News.

Faktanya, dia mengklaim bahwa dalam pertempuran melawan Israel saat ini, Hizbullah hanya menggunakan sebagian pejuangnya.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *