Di Hadapan Rektor Rusia, Megawati: Penggunaan AI Jangan Abaikan Kebenaran dan Etika Kemanusiaan

Laporan tersebut diterima jurnalis Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

BERITA TRIBUN.

Megawati melanjutkan, dunia saat ini sedang menghadapi ketidakpastian akibat konflik politik, perang dagang, persaingan sumber daya, dan persaingan teknologi. 

Hal tersebut disampaikan Megawati dalam pidato bertajuk “Kecerdasan, Kemanusiaan dan Benturan Peradaban” sebelum tiba di lokasi rektor seluruh universitas Rusia yang digelar di kota St. Louis. Petersburg. Universitas Petersburg (SPBU), Rusia, Rabu (18/9/2024). Para pejabat senior tersebut berpartisipasi dalam forum kerja sama yang diselenggarakan SPBU untuk merayakan 300 tahun salah satu perusahaan terbaik di Rusia.

“Dalam perjuangan kemerdekaan ini, banyak yang mengkhawatirkan penggunaan kecerdasan buatan dalam peperangan dan subversi peradaban,” kata Megawati.

Megawatt pun menyadari bahwa perkembangan AI sungguh luar biasa. Kecerdasan buatan meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, mengurangi kesalahan manusia, dan memberikan akurasi yang lebih besar dalam menyelesaikan berbagai masalah di bidang kesehatan, pertanian, transportasi, manufaktur, pendidikan, dan banyak lagi.

Megawati menuturkan, perkembangan AI begitu pesat sehingga sebagian masyarakat menganggap bahwa kuasa kreatifitas Tuhan dapat ditransfer ke manusia melalui pengembangan AI.

“Bisa dibayangkan, jika manusia hidup dalam sistem yang penuh dengan ‘robot manusia’,” kata Megawatt. Robot manusia ini semuanya bersifat algoritmik dan mengambil keputusan berdasarkan logika program kecerdasan buatan, dan pemrosesan data.”

Manusia sebaliknya dilahirkan secara alami, penuh emosi dan perasaan. Dalam berbagai film futuristik, revolusi AI menciptakan robot humanoid. Bisa dibayangkan jika manusia dilahirkan tanpa reproduksi alami sebagai ulah Tuhan. Kekhawatiran mengenai masa depan AI yang menggantikan peran manusia telah diungkapkan secara luas. Terlebih lagi, keputusan sewenang-wenang yang mengabaikan moralitas dan hati nurani manusia menimbulkan ancaman bagi kemanusiaan, lanjutnya.

Kekhawatiran tersebut nyata, lanjut Megawati, ketika berbagai kejadian, termasuk pemilu di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, mengungkap adanya penyalahgunaan AI. 

Ini ada hubungannya dengan berita palsu, kebohongan, dan media sosial lainnya, agar bisa meniru ucapan manusia dengan lebih baik. 

Putri diktator Indonesia Bung Karno ini mengatakan, sebelum berangkat ke Rusia, mereka menunjukkan videonya. Di sana, Megawati biasa bernyanyi. Gambar tersebut jelas AI, diambil dari foto dirinya sedang menggelar konferensi di PDIP.

Di Megawatt, visual AI terlihat dan terasa realistis. Suara video AI-nya terdengar sangat nyata, sangat nyata. Meski Megawati sendiri tidak menyanyikan lagu tersebut dalam video tersebut.

Namun saya juga bertanya, bagaimana jika semua (kekuatan AI, Red) digunakan untuk keperluan lain? Ambil saja kekuatan manusia dan keserakahan, misalnya? Bagaimana jika kekuatan AI digunakan untuk melakukan kolonisasi kembali? ”

Ia mencontohkan kejadian terkini di Inggris. Dimana berbagai keresahan manusia, kekerasan dan ekstremisme disebabkan oleh informasi palsu berbasis AI. 

“Semua ini merupakan peringatan keras ketika teknologi mengabaikan realitas dan perilaku manusia,” kata Megawati.

Oleh karena itu, Megawati yakin para ilmuwan di seluruh dunia dapat memimpin pengembangan AI yang memahami tren penting manusia.

“Kami berharap melalui kemitraan yang kuat ini, penelitian dan kolaborasi dalam pendidikan humanistik akan berkembang.” Perkembangan teknologi, termasuk AI, harus direncanakan untuk memajukan “Kebudayaan, membangun kesatuan hubungan dan hubungan baik antar masyarakat satu negara,” kata Megawati.

Selama kunjungannya ke Rusia, Megawati didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga dan Guru Besar Departemen Luar Negeri Universitas St. Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.

Tampak pula bersama Megawati, Direktur Luar Negeri DPP PDIP, Ahmad Basarah, Direktur DPP PDIP Departemen Perikanan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri Ismail, Anggota Pengurus Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Kesowo, dan MP . Direktur BRIN Amarulla Octavian dan Wakil Direktur BPIP Rima Agristina. Megawatt juga diterima oleh Herman Herry, anggota DPR RI dan Samuel Wattimena yang terpilih menjadi anggota DPR RI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *