TRIBUNNEWS.COM – Esmail Qani, komandan Pasukan Quds Iran, saat ini belum diketahui keberadaannya, artinya kontak dengannya telah hilang.
Dua pejabat senior keamanan Iran membenarkan hal ini.
Qani diketahui telah melakukan perjalanan ke Lebanon setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan Israel bulan lalu.
Keberadaan Karni terakhir yang diketahui berada di Dahiyeh, pinggiran kota Beirut selatan, menurut seorang pejabat.
Selama serangan Israel terhadap pejabat senior Hizbullah Hashem Safieddine, pejabat tersebut mengetahui keberadaan terakhir Qani.
Dia juga mengatakan dia tidak bertemu Safiedine sejak saat itu.
Namun, Israel melarang pejabat Hizbullah mencari Safieddin setelah pemboman Kamis lalu di pinggiran selatan Beirut.
Pejabat Iran lainnya kemudian mengatakan Iran dan Hizbullah tidak dapat menghubungi Qani.
Sementara itu, juru bicara militer Israel Letkol Nadav Shoshani ketika ditanya kemungkinan tewasnya Qani hanya menjawab akan segera mengumumkan hasil serangan Israel di Beirut.
Shoshani mengatakan, hasil ini bisa memberikan indikasi siapa saja korban serangan di Beirut.
“Saat kami mendapatkan hasil yang lebih konkrit dari serangan itu, kami akan membagikannya. Ada banyak pertanyaan tentang siapa yang hadir dan siapa yang tidak,” kata Arab News.
Qani diketahui merupakan orang yang ditunjuk Teheran untuk mengepalai cabang intelijen militer asing dari Garda Revolusi Iran, yang dikenal sebagai Pasukan Quds.
Carney diangkat menjadi komandan Pasukan Quds pada tahun 2020.
Ini terjadi tepat setelah AS membunuh mantan komandan Qasem Soleimani dalam serangan di Bagdad.
Setelah mengambil alih kekuasaan, ia bersumpah untuk menghilangkan pengaruh AS di Timur Tengah dan membalas kematian Soleimani.
Menurut National News, Carney terlibat dalam beberapa kegiatan saat menjabat sebagai komandan Pasukan Quds.
Terutama di Pakistan dan Afganistan.
Teheran mempunyai prioritas berbeda dalam berurusan dengan Amerika Serikat.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lain terkait Esmael Carney dan Pasukan Quds