Israel Ungkap Cara Temukan Lokasi Nasrallah, Pilot IDF Awalnya Tak Tahu Akan Bunuh Bos Hizbullah

TRIBUNNEWS.COM – Komandan skuadron angkatan udara Israel yang melakukan serangan mematikan terhadap pemimpin Hizbullah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hassan Nasrallah, membeberkan rincian operasi yang dilakukan pada Jumat (27/9/2024).

Pilot yang melakukan penyerangan terhadap Hassan Nasrallah rupanya tidak diberitahu bahwa ia sedang mengincar pemimpin Hizbullah tersebut hingga sesaat sebelum ia lepas landas untuk menyerang Dahiya, pinggiran kota Beirut, Lebanon hari itu.

“Pilot tidak menerima rincian target hingga sesaat sebelum lepas landas,” Radio Angkatan Darat Israel mengutip pernyataan komandan skuadron pada Sabtu (28/09/2024).

Sementara itu, juru bicara militer Israel Nadav Shoshani mengatakan operasi yang dilakukan pada hari Jumat disebut “Rezim Baru”.

“Operasi itu dilakukan ketika rantai kepemimpinan Nasrallah dan Hizbullah bertemu untuk merencanakan serangan lebih lanjut terhadap Israel,” lapor surat kabar itu, mengutip Nadav Shoshani.

“Kami memiliki kemampuan intelijen dan operasional real-time yang memungkinkan kami melakukan serangan ini,” ujarnya kepada wartawan, seperti dilansir Al Hurra.

Militer Israel mengatakan angkatan udara Israel melakukan serangan fatal terhadap Hassan Nasrallah setelah mengetahui bahwa pemimpin Hizbullah itu akan bertemu dengan sejumlah pemimpin senior di markas bawah tanah kelompok itu di Dahiya, pinggiran selatan Beirut.

Serangan terhadap Hassan Nasrallah pada hari Jumat menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai 108 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, seperti dilansir CNBC.

Setidaknya lebih dari 600 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024).

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat dalam perjuangan dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Jumlah korban di Jalur Gaza

Saat ini Israel masih terus melakukan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat hingga lebih dari 41.586 orang dan 96.210 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (28/9/2024), dan 1.147 orang meninggal di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim terdapat 101 sandera hidup atau mati dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza, menyusul pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *