TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan Amerika Serikat telah mengirimkan paket bantuan militer baru senilai $8,7 miliar atau sekitar Rp131 triliun.
Paket bantuan tersebut datang pada hari keempat dari serangkaian serangan Israel di Lebanon.
“Pimpinan media Israel, Mayor Jenderal Eyal Zamir, telah menyelesaikan negosiasi di Washington mengenai paket bantuan AS senilai $8,7 miliar untuk mendukung upaya militer Israel,” kata Kementerian Pertahanan Israel, Anadolu Agency melaporkan. .
Paket bantuan tersebut mencakup sistem pertahanan udara canggih.
“Paket tersebut terdiri dari $3,5 miliar untuk pengadaan perang penting yang ditransfer ke IMoD (Kementerian Pertahanan Israel) dan $5,2 miliar untuk sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome, David Sling, dan sistem laser canggih,” kata Israel. Kementerian Pertahanan.
Dengan paket bantuan ini, Israel memiliki lebih banyak sistem anti-rudal.
Termasuk gendongan David, anak panah dan kubah besi.
Washington diketahui semakin enggan mengirimkan bantuan ke Israel.
Amerika di masa lalu menentang pengiriman bantuan ke Israel. Israel menolak perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon
Pada Kamis (26 September 2024), Israel menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dengan Hizbullah.
Zionis berbalik melawan sekutu terbesarnya di Washington.
Menteri Luar Negeri Israel Katz mengumumkan penolakan Israel pada hari yang sama.
Katz mengatakan gencatan senjata tidak akan terjadi dan Israel akan melanjutkan serangannya ke Lebanon.
“Tidak akan ada gencatan senjata di wilayah utara. Kami akan menggunakan seluruh kekuatan kami untuk melawan Hizbullah sampai ada kemenangan dan penduduk utara dapat kembali ke rumah mereka tanpa masalah,” kata X. Asharq Al-Aawsat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer Israel untuk melanjutkan serangan terhadap Hizbullah.
Ia menegaskan, retorika tersebut akan berakhir ketika tujuan mereka tercapai.
“Kebijakan Israel jelas. Kami terus memerangi Hizbullah sepenuhnya. Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai semua tujuan kami, yaitu memulangkan warga utara dengan selamat,” ujarnya.
Netanyahu menambahkan bahwa dia mendukung operasi pembunuhan yang ditargetkan terhadap kepala unit drone Hizbullah di Beirut selatan pada hari Kamis.
Sementara itu, Israel meningkatkan serangannya terhadap Lebanon minggu ini, dengan mengatakan pihaknya menargetkan Hizbullah.
Serangan Israel minggu ini menewaskan 677 warga sipil di Lebanon.
Lebih dari 2.500 lainnya terluka dalam serangan Israel.
Komunitas internasional telah memperingatkan terhadap serangan terhadap Lebanon, karena serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai perluasan konflik regional di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Berita lain terkait Amerika, Israel dan Lebanon